Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Demokrasi Tanpa Penegakan Hukum

Kompas.com - 11/08/2011, 01:54 WIB
Editor

Jakarta, Kompas - Indonesia telah mencapai prestasi bagus dalam melaksanakan prosedur demokrasi lewat pemilu langsung untuk memilih pejabat eksekutif dan legislatif. Masyarakat dan pers juga memperoleh kebebasan. Namun, prestasi itu tidak disertai dengan penegakan hukum, terutama bagi elite yang korup.

Hal itu mengemuka dalam diskusi ”Pengadilan Hosni Mubarak: Pelajaran untuk Indonesia” di Rumah Perubahan 2.0 di Jakarta, Selasa (9/8). Pembicara dalam diskusi ini pengamat politik Indonesia dari Northwestern University, Amerika Serikat, Jeffrey Winters, dosen di Universitas Paramadina Jakarta Herdi Sahrasad, dan pengamat sosial-keagamaan Zuhairi Misrawi.

Di Indonesia, menurut Jeffrey, substansi demokrasi, terutama untuk menyejahterakan rakyat, belum tercapai. Masalah yang lebih serius lagi, penegakan hukum tidak berjalan. Demokrasi menguat, tetapi hukum melemah.

”Indonesia menjadi sampel sebagai negara demokratis tanpa hukum. Sebaliknya, ada juga negara dengan hukum, tetapi tanpa demokrasi, seperti Singapura,” katanya.

Kegagalan penegakan hukum itu dimulai dari gerakan reformasi tahun 1998 yang tak mampu mengadili mantan Presiden Soeharto. Padahal, semestinya Soeharto diadili atas segala kesalahannya pada masa lalu.

”Jika Soeharto diadili, sebagaimana Mesir mengadili mantan Presiden Hosni Mubarak sekarang, tentu akan lain ceritanya. Ada efek visual, psikologis, dan hukum bagi bangsa ini. Mungkin hukum bisa lebih tegak dan orang tidak berani main-main lagi untuk menyelewengkan kekuasaan,” katanya.

Hal senada dikatakan Herdi Sahrasad. Dia mengatakan, Indonesia harus mengambil pelajaran berharga dari Mesir. Semestinya pemimpin yang bersalah harus diadili dan diperlakukan sama di depan hukum.

Dengan demokrasi tanpa hukum, kata Jeffrey, Indonesia kini dikuasai oligarki kekuasaan elite politik yang merasa bisa membeli semuanya dengan uang. Hukum pun tunduk pada orang kuat.

Untuk mengantisipasi kondisi itu, masyarakat harus bersatu dan menolak praktik jahat itu. Presiden harus didesak untuk menegakkan hukum, terutama terhadap korupsi. (IAM)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+