Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saatnya Pelabuhan Tanjung Priok Becermin ke China

Kompas.com - 15/08/2011, 02:43 WIB

Belajarlah sampai ke negeri China. Ungkapan itu bukanlah suatu kebetulan ketika melihat kondisi sejumlah pelabuhan di kota Qingdao, Nanjing, Wuxi, dan Shanghai di China. Paling tidak, Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan internasional bisa berkaca dari kemajuan di negeri China.

Hijau pepohonan di sisi kiri dan kanan jalan serta indahnya penataan jalan, mulai dari kota hingga pelabuhan, memaksakan mata ini melek selama dalam perjalanan. Minimal perjalanan dari satu pelabuhan ke pelabuhan lain sekitar dua jam.

Tak ada secuil pun kekumuhan terlihat selama dalam perjalanan. Apalagi kemacetan, tak tampak sedetik pun. Arus lalu lintas lengang dalam perjalanan dari dalam kota menuju jalan tol hingga memasuki kawasan pelabuhan. Konstruksi jalanan tertata rapi, tak tampak kesemrawutan, dan tidak ada kekumuhan permukiman padat penduduk. Hanya ada kawasan industri dan pelabuhan yang tertata baik, hijau, dan jauh dari kebisingan jalan raya utama.

Pemandangan ini hampir sama, baik perjalanan menuju Pelabuhan Qingdao, Nanjing dan Longtan di Nanjing, Wuxi, maupun Yangshan Deepwater, Shanghai. Mata semakin terbelalak saat bus kami melintasi Jembatan Donghai Bridge sepanjang 32,5 kilometer yang membelah laut Luchaigang, Pudong Baru, Shanghai. Jembatan ini menghubungkan kota Shanghai dengan Pelabuhan Yangshan Deepwater, Shanghai, yang dikelola Terminal Petikemas Internasional Shanghai Shengdong (SSICT).

Menurut juru bicara SSICT, Jessica Choilan, pelabuhan ini terbangun dari reklamasi daratan kecil. Dengan kedalaman laut mencapai 16 meter, mereka dapat membangun jembatan menyambungkan Shanghai dengan daratan Yangshan.

Hanya dalam waktu empat tahun, 2005 sampai 2009, Pelabuhan Yangshan Deepwater yang mampu menampung 20 juta TEUs (satuan untuk kontainer) per tahun ini terbangun.

”Pelabuhan ini adalah pelabuhan kedua di Shanghai. Kami melayani sekitar 15-16 juta TEUs per tahun,” kata Jessica.

Perbedaan kontras

Saat bertolak ke kota Shanghai, terbayang kontrasnya jika dibandingkan dengan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Kondisi pelabuhan ini sudah nyaris stagnan. Selain terletak di pinggir jalan raya utama Cilincing, pelabuhan ini bersebelahan dengan permukiman padat penduduk dan terkesan kumuh.

Kedalaman laut Tanjung Priok hanya 12 meter sehingga kapal-kapal besar sulit merapat ke dermaga dan harus dibantu kapal pandu. Begitu juga peralatan bongkar-muat masih terbatas dan tak selengkap Pelabuhan Yangshan Deepwater. Kondisi teknis ini mengakibatkan waktu tunggu kapal untuk bongkar-muat menjadi lama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com