Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Pertanyakan Tuntutan Google

Kompas.com - 16/08/2011, 01:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa waktu lalu, Google sempat mengungkapkan minatnya berinvestasi di Indonesia. Namun, belum juga terealisasi, Google justru seperti menarik perkataannya. Mereka enggan berinvestasi karena masalah kesiapan infrastruktur dan keharusan memiliki pusat data di Indonesia.

Menanggapi keenganan Google soal kewajiban pusat data, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemkominfo Gatot S Dewo Broto malah mempertanyakannya.

"Kenapa pemerintah yang dipersalahkan? Kita enggak pernah mengatakan secara spesifik untuk Google atau perusahaan tertentu, dan sejauh ini kan aturannya belum ada," kata Gatot di Jakarta, Senin (15/8/2011).

Terkait infrastruktur, Gatot mengakui, beberapa infrastruktur di Indonesia memang masih perlu dibenahi. Misalnya, keterjangkauan listrik yang masih belum merata dan penetrasi internet yang masih rendah. Pemerintah sendiri, kata dia, sudah berusaha untuk meningkatkannya. Namun, menurutnya, hal tersebut bukan menjadi alasan.

"Betul bahwa kita memang infrastrukturnya masih kurang. Kita juga concern. Namun, mereka juga jangan mau enaknya saja. Mereka meminta kita memperbaiki lalu begitu masuk langsung menikmati begitu saja. Kalau mereka mau, ayo bangun bersama-sama," kata Gatot.

Ia menambahkan, Pemerintah Indonesia tidak seperti Pemerintah China yang protektif. Namun, Pemerintah Indonesia juga mengharapkan kerja sama sehingga bisa ikut membangun. "Jadi ya ayo sama-sama. Kita terbuka, kok," ungkap Gatot.

Tidak ada diskriminasi yang akan dialami Google. Soal perizinan misalnya, Google tetap harus melapor ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Google juga harus mengikuti prosedur lain yang ditetapkan.

Google melalui Chairman Eric Schmidt menyatakan ketertarikannya berinvestasi di Indonesia dalam kunjungan awal bulan ini. Kedutaan Besar AS di Jakarta menyatakan, Google berencana meresmikan kantor di Indonesia pada November 2011 saat kunjungan Presiden Barack Obama ke Indonesia. Namun, rencana tersebut masih terhambat jika masalah infrastruktur dan aturan soal kewajiban pusat data belum dapat dipastikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

    Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

    Whats New
    Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

    Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

    Whats New
    Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

    Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

    Whats New
    Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

    Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

    Whats New
    Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Whats New
    MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

    MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

    Whats New
    Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

    Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

    Whats New
    Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

    Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

    Whats New
    Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

    Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

    Whats New
    Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

    Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

    Whats New
    Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

    Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

    Whats New
    9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

    9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

    Whats New
    Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

    Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

    Whats New
    OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

    OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

    Whats New
    Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

    Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com