Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN dan Pabrik Pupuk Berebut Gas Cepu

Kompas.com - 20/08/2011, 15:28 WIB

CIKAMPEK, KOMPAS.com -- Gas dari lapangan Cepu, Jawa Tengah, kini diperebutkan tiga pihak yang sama-sama membutuhkan pasokan gas, yakni PT Petrokimia Gresik (PKG), Pupuk Kujang, dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Gas Cepu diperkirakan tidak akan sanggup memenuhi seluruh permintaan ketiga pihak tersebut, sehingga pemerintah perlu bersikap tegas untuk menetapkan prioritas industri yang harus mendapatkan pasokan gas lebih dahulu.

"Pupuk Kujang memang kami minta untuk membangun pabrik 1C mendekati sumber gas, dan itu adalah di Cepu. Dia sudah memintanya sejak Maret 2010 sebanyak 86 juta unit panas (mmbtu). Lalu untuk PKG 2 juga meminta 85 mmbtu dari Cepu juga. Jadi Kujang dan PKG berebut, sehingga mereka sudah 171 mmbtu. Lalu datang lagi PLN sebesar 100 mmbtu, ya habis dong gasnya," ungkap Ketua Kelompok Kerja Nasional Pupuk sekaligus Deputi Bidang Perdagangan dan Industri, Kementerian Koordinator Perekonomian, Edy Putra Irawadi di Cikampek, Jawa Barat, Sabtu (20/8/2011).

Menurut Edy, seluruh pihak sebaiknya mengingat kembali perintah undang-undang, yakni memprioritaskan industri pupuk yang mendukung program ketahanan pangan sebagai fokus utama pasokan gas. Sedangkan industri lain, termasuk PLN, dipersilahkan untuk mencari gas dengan mekanisme B to B (negosiasi antar perusahaan).

"Undang-undang memprioritaskan industri pupuk sebagai peneriman gas. Tetapi kalau terjadi perang harga, maka ujung-ujungnya APBN yang ditekan, karena akan ada kenaikan subsidi pupuk," kata Edy.

Atas dasar itu, Edy mendorong industri pupuk untuk mencari gas kemana pun di dunia ini asal harganya sesuai dengan perhitungan bisnisnya. Salah satu sumber gas yang memungkinkan dimanfaatkan adalah Myanmar. Pabrik pupuk Indonesia bisa membangun pabrik di Myanmar dan mengirim kembali pupuknya ke Indonesia. Sementara ini, Indonesia memang masih menolak pasokan gas murah dari Iran (1 dollar AS per mmbtu) karena risiko politiknya tinggi.

"Selain itu, kita juga bisa menggunakan 500 terminal gas di Aceh tinggal mencari pipa gasnya saja. Lalu untuk mempercepat produksi gas dari Cepu, kita butuh keputusan cepat, siapa yang akan memproduksinya, ExxonMobile atau Pertamina EP. Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) perlu menetapkan secara cepat," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com