Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Pertama Kali, Emas di Atas 1.900 Dollar AS

Kompas.com - 23/08/2011, 07:48 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com - Kontrak harga emas masih terus melanjutkan reli hingga menembus rekor di atas 1.900 dollar AS per troy ounce. Kian memuncaknya kecemasan investor akan perekonomian global mendongkrak tingkat permintaan emas sebagai perlindungan kekayaan.

Salah satu bukti adanya perlambatan ekonomi dapat dilihat dari langkah Goldman Sachs Group Inc yang menurunkan prediksinya untuk pertumbuhan ekonomi AS pada 2011. Selain itu, Kanselir Jerman Angela Merkel berupaya menutup pintu bagi obligasi di kawasan Eropa dengan tujuan untuk memecahkan masalah krisis utang. Dia juga bilang tak akan membiarkan pasar finansial mendikte kebijakan.

Jika dilihat, kenaikan harga emas sudah berlangsung selama 11 tahun berturut-turut. Harga logam mulia ini sudah naik dua kali lipat sejak akhir 2008 seiring upaya pemerintah AS dan Eropa memerangi krisis utangnya. Tidak hanya itu, rendahnya biaya pinjaman AS membuat pamor emas sebagai lindung nilai atas inflasi kian bersinar.

"Investor sudah kehilangan kepercayaan dalam manajemen moneter. Emas sudah menjadi mata uang dalam 3.000 tahun dan akan tetap menjadi seperti itu," tutur Nick Barisheff dari Bullion Management Group Inc.

Catatan saja pagi ini, kontrak harga emas untuk pengantaran Desember naik 1,4 persen menjadi 1.917,90 dollar AS per troy ounce dan pada pukul 06.34 waktu Singapura, kontrak yang sama ditransaksikan di posisi 1.911 dollar AS per troy ounce di Comex, New York.

Harga emas sudah melonjak 34 persen pada tahun ini. Berbanding terbalik dengan MSCI All-Country World Index yang jatuh 12 persen.

Louise Yamada, managing director of Louise Yamada Technical Research Advisors LLC di New York meramal, harga emas akan mencapai  2.000 dollar AS pada akhir tahun ini dan terus menanjak pada tahun-tahun berikutnya. (Barratut Taqiyyah/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com