Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Konsorsium Lulus di Kalibaru

Kompas.com - 26/08/2011, 03:52 WIB

Jakarta, Kompas - Sesuai janjinya, Kementerian Perhubungan mengumumkan hasil evaluasi prakualifikasi di proyek Terminal Peti Kemas Kalibaru di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (25/8). Dua konsorsium tidak lulus, yakni Konsorsium PT Pelayaran Bintang Putih-APM Terminal dan PT Pelabuhan Indonesia IV.

Lima perusahaan atau konsorsium lain yang lulus adalah PT Pelindo II, PT Pelabuhan Socah Madura-PSA PE Asia, PT Pelindo I-International Container Terminal Services-PT Sinar Rajawali Cemerlang, 4848 Global System-Mitsui-Evergreen-Nusantara Infrastruktur, dan PT Hutchison Port Indonesia-PT Briliant Permata Negara-PT Salam Pacific Indonesia Lines-COSCO Pacific Limited.

”Hasil evaluasi itu telah kami umumkan secara transparan di situs Kementerian Perhubungan,” kata juru bicara Kemhub, Bambang S Ervan, Kamis, di Jakarta. Selanjutnya, para konsorsium akan memasuki tahapan dokumen tender, yakni membuat studi kelayakan, rencana pembiayaan, pemasaran, standar operasi, dan rencana bisnis.

Lima konsorsium itu masih harus bersaing ketat dalam tender untuk memperebutkan proyek Terminal Kalibaru tahap I sebesar Rp 11,70 triliun, di antaranya untuk terminal peti kemas Rp 5,20 triliun, jalan dan jembatan Rp 2,15 triliun, pemecah gelombang Rp 1,97 triliun, serta alur Rp 1,07 triliun.

Ditargetkan, proyek dibangun paling lambat akhir tahun ini supaya selesai tahun 2014 atau paling lambat tahun 2015. Dengan tambahan kapasitas hingga 1,8 juta peti kemas ukuran 20 kaki (twenty feet equivalent units/TEU), diharapkan Tanjung Priok dapat melayani ekspor impor lebih lama lagi.

BUMN

PT Pelindo II, inisiator proyek ini, juga lulus dalam prakualifikasi. ”Kalau PT Pelindo II yang menang, saya yakin BUMN (badan usaha milik negara) itu dapat membangunnya. Membangun bandar udara dan pelabuhan tak lagi sulit,” kata Tri Achmadi dari Program Studi Transportasi Laut Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

Managing Director PT Nusantara Infrastructure Bernardus Djonoputro menyarankan, BUMN seharusnya fokus ke pembangunan infrastruktur lain. ”Biarkan swasta menggarap infrastruktur seperti Kalibaru, yang menguntungkan,” kata dia.

Bernardus menambahkan, ”Proyek Terminal Kalibaru adalah proyek unggulan kerja sama pemerintah-swasta. Jadi, proyek ini benar-benar harus tender internasional.” Dia menambahkan, jangan sampai ada kesan tender ini tidak serius.

Total dana pemerintah, kata Bernardus, hanya dapat menutupi 35 persen kebutuhan. ”Kebutuhan dana sebesar 65 persen harus mengajak swasta. Itu porsinya besar sekali. Jadi, proyek yang ditawarkan ke swasta haruslah yang dapat menghidupi swasta,” ujar dia.

  ”Kalibaru bagi swasta sangat menarik. Dengan program pendanaan yang tepat, rencana bisnis, dan pemasaran yang baik, yakni jaringan dengan shipping line, perusahaan pelayaran, maka Kalibaru ini dapat menguntungkan,” ujar Bernardus. (RYO)

Kebutuhan dana sebesar 65 persen, harus mengajak swasta.Bernardus Djonoputro

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com