Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PU: Pintu Dibangun untuk 100 Tahun

Kompas.com - 01/09/2011, 17:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Mohammad Amron, mengatakan, dinding pengatur air di sepanjang Kalimalang dibangun untuk mampu bertahan 100 tahun. Runtuhnya dinding di umur sekitar 40 tahun itu, kata dia, diakibatkan banyak faktor.

"Dari sisi teknis selalu diperiksa, dikaji, direhabilitasi. Kan, ada faktor di luar itu. Kalau tidak ada sesuatu, proyek itu buat 100 tahun," kata Amron di lokasi runtuhnya dinding, Kamis (1/9/2011).

Seperti diketahui, dinding selebar 12 meter di Kalimalang runtuh pada pukul 22.15 WIB, diawali rembesan air ke dalam bangunan. Dinding itu berfungsi sebagai pengatur ketika ketinggian air di Kalimalang meningkat. Jika tinggi, air akan melewati atas dinding lalu masuk ke saluran yang berujung di Banjir Kanal Timur (BKT).

Apa saja faktor penyebab berkurangnya umur bangunan? Amron memperkirakan, rusaknya konstruksi dinding itu bisa akibat pemasangan tiang pancang tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, yang dibangun tepat di samping dinding itu.

Faktor lain yang merusak Kalimalang, lanjut Amron, yakni pengambilan air Kalimalang secara ilegal. "Dari studi Perum Jasa Tirta, ada 4.000 titik pengambilan air dari Curug sampai Cawang. Ada 54 titik jembatan tanpa izin. Untuk pembangunan yang melintasi saluran, kan harus ada izin. Itu mengganggu pemeliharaan," ucap dia.

Dikatakan Amron, pembangunan dinding sementara diperkirakan akan rampung tiga hari ke depan. Untuk sementara akan dipasang dinding dari besi. Setelah itu, akan dibangun dinding permanen.

Setelah dinding dibangun, pihaknya baru akan membuka sepenuhnya aliran air. Saat ini, air dari Purwakarta masih ditahan di pintu air Bekasi. Hanya sebagian kecil air yang dialirkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com