Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajib Pajak Harapkan Timbal Balik Sensus

Kompas.com - 02/09/2011, 03:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Wajib pajak di sektor industri mengharapkan sensus pajak nasional membawa timbal balik nyata berupa program konkret dan signifikan dalam kegiatan perekonomian. Selama ini, mereka merasa tidak banyak pembangunan yang dilakukan pemerintah sebagai timbal balik atas pajak-pajak yang telah dibayarkan.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta Krishnadi, Kamis (1/9), menyatakan, PHRI kurang merasakan timbal balik atas pajak yang mereka bayarkan selama ini. Padahal, di wilayah Provinsi DKI Jakarta, sektor hotel dan restoran merupakan penyumbang pajak terbesar kedua setelah kendaraan bermotor.

”Tahun ini, pajak dari PHRI DKI Jakarta ditargetkan Rp 1,7 triliun. Kami terus berdialog dengan pihak terkait, apakah mungkin 3-5 persen dari nilai pajak itu dikembalikan. Bukan dalam bentuk uang, tetapi dalam bentuk program yang menggerakkan pariwisata seperti promosi pariwisata yang dilakukan pemerintah sendiri. Toh, jika ini berjalan dengan baik, akan ada peningkatan penerimaan dari pajak yang ujung-ujungnya masuk ke negara lagi,” kata Krishnadi.

Secara terpisah, Ketua Kamar Dagang dan Industri Kota Batam Nada Faza Soraya berpendapat pajak yang dibayarkan pengusaha selama ini belum membawa perbaikan infrastruktur, terutama di daerah kepulauan. Di Batam, misalnya, buruknya infrastruktur seperti transportasi laut dan pelabuhan menyebabkan daya saing sejumlah barang ekspor kalah dari Thailand dan Vietnam.

”Indonesia ini negara kepulauan. Jadi, infrastruktur seperti transportasi laut dan pelabuhan adalah ujung tombak perekonomian nasional. Tapi faktanya, kondisinya masih buruk. Kalau pajak bisa digunakan untuk bangun infrastruktur vital tersebut, perekonomian akan maju. Akhirnya, pajak yang dibayarkan pengusaha ke negara juga akan semakin besar ,” kata Nada.

5 juta badan usaha

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, sensus pajak diharapkan menghasilkan data yang sangat baik guna kepentingan perpajakan. Hal terpenting yang harus dilakukan berikutnya adalah pengambilan kebijakan berdasarkan data sensus tersebut.

”Setelah sensus ini akan ada satu respond policy tentang apa yang terbaik untuk mengoptimalkan pembayaran pajak. Setelah data, respond policy itu yang penting,” kata Hatta.

Direktorat Jenderal Pajak akan melakukan sensus secara bertahap mulai tahun 2011 sampai 2014 dengan target 5 juta badan usaha tersensus. Tahun ini, sensus akan diselenggarakan akhir September sampai akhir November di 229 wilayah kantor pelayanan pajak di seluruh Indonesia. Targetnya, sebanyak 1,5 juta badan usaha tersensus.

”Badan usaha yang selama ini telah membayar pajak sekitar 456.000 badan. Sementara menurut data Badan Pusat Statistik, terdapat 12,9 juta badan usaha yang berdomisili tetap di seluruh Indonesia. Jadi, kita harus memutakhirkan data. Soal potensi pajak yang terjaring, baru bisa dihitung setelah sensus,” kata Direktur Ekstensifikasi Direktorat Jenderal Pajak Hartoyo. (LAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com