Jakarta, Kompas
”Kalau di Sorong itu mau dibangun pelabuhan khusus, memang tinggal meminta izin. Tetapi karena akan dibangun pelabuhan umum, ada prosedur tender yang harus diserahkan ke negara,” kata Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, Selasa (13/9), di Jakarta.
Pelabuhan Sorong pun didesain PT Pelindo II untuk dijadikan pelabuhan peti kemas alih kapal (transshipment). Dengan demikian, sifatnya umum karena juga digunakan untuk persinggahan pengiriman peti kemas ke sejumlah pelabuhan internasional lain maupun pelabuhan pengumpan di sejumlah kota pesisir Indonesia.
Sebelumnya, karena dianggap sangat mendesak, PT Kereta Api Indonesia juga mendapat perpres khusus untuk pembangunan jalur komuter kereta bandara. Hal itu terutama karena setelah bertahun-tahun harus ditender ulang tanpa didapatkan pemenangnya.
”Saya sebenarnya melihat rencana Pelabuhan Sorong sangat baik. Hanya perlu dipikirkan dengan matang mengenai kerangka hukumnya. Pemerintah juga ingin supaya infrastruktur terbangun cepat,” kata Bambang.
Direktur Utama PT Pelindo II (Persero) RJ Lino, secara terpisah, mengatakan, tidak tertutup kemungkinan diterbitkannya perpres tersendiri bagi Pelabuhan Sorong.
”Pelindo ingin supaya tahun depan, pelabuhan ini terbangun. Apalagi, kami telah bermitra dengan perusahaan pelayaran, yang diharapkan mampu menjamin trafik peti kemas,” ujar dia.
Bambang Susantono menambahkan, dalam kapasitasnya sebagai Wakil Ketua Tim Konektivitas, dirinya akan mencoba mengusulkan diterbitkannya perpres tersebut. Pemerintah sebenarnya terbuka dengan percepatan pembangunan infrastruktur.
Pelindo II sebenarnya berharap di lahan seluas 10.000 hektar untuk Pelabuhan Sorong itu juga ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus.