Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan: Hitung Produksi Beras Apa Adanya

Kompas.com - 16/09/2011, 12:56 WIB

PURWOREJO, KOMPAS.com- Kementerian Pertanian tengah melakukan kajian untuk mengaudit produksi padi/beras nasional, sehingga bisa tercapai data produksi beras nasional yang benar-benar akurat. Untuk itu, Menteri Pertanian Suswono meminta kepada para akademisi dan pengamat pertanian untuk memberikan masukan terkait metode perhitungan data produksi beras seperti apa yang paling tepat dan memungkinkan dilakukan.

Menteri Pertanian, Jumat(16/9/2011) di Purworejo, Jawa Tengah, mengatakan, idealnya Indonesia tidak harus mengimpor pangan. Karena potensi lahan yang luas dan masih bisa ditingkatkan produktivitas lahannya. "Kita ingin 2014 swasembada padi, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi" katanya.

Di sela rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI kemarin, Suswono mengatakan, pihaknya sedang mengkaji tentang audit produksi, yang benar-benar pas. " Banyak permintaan dari pengamat untuk memperbaiki data produksi, tolong berikan solusi bagaimana menghitung produksi yang tepat," katanya.

Bagi Suswono, produksi beras lebih baik dihitung apa adanya. Supaya tahu persis berapa produksi yang sesungguhnya, berapa kebutuhannya, dan berapa surplusnya. Badan Pusat Statistik telah menghitung konsumsi beras per kapita penduduk Indonesia yang baru 113 kilogram per orang per tahun.

"Itu bukan mau BPS, tapi saya minta ke BPS untuk mengkaji konsumsi per kapita. Karena dengan konsumsi 139 kilogram per kapita, agak ragu. Ini kerja sama Kementan dengan BPS," katanya.

Dengan konsumsi 113 kilogram per kapita, total konsumsi beras nasional per tahun 27 juta ton. Sementara produksi 38 juta ton. "Surplusnya banyak sekali," katanya. Suswono juga mengatakan, pihaknya sudah minta ke Dirjen untuk mengetahui data produksi yang benar-benar valid.

BPS dengan pemerintah daerah juga harus duduk bersama untuk menghitung areal lahan dan luas tanam dan luas panen. "Tolong bantu mencarikan solusi," katanya.

Suswono juga mengatakan audit data produksi dilakukan untuk kepentingan internal, agar produksi lebih mendekati realitas. "Hanya untuk pembanding saja, barangkali lebih bisa menjadi alternatif," katanya.

Audit yang sama juga dilakukan Kementan terhadap populasi sapi Indonesia. "Dengan begitu ada pijakan yang benar," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Whats New
Pengembangan Hub 'Carbon Capture and Storage', Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Pengembangan Hub "Carbon Capture and Storage", Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Whats New
SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

Whats New
Bakal 'Buyback' Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Bakal "Buyback" Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Whats New
Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Whats New
Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Whats New
Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Whats New
Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Whats New
Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Whats New
RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

Whats New
Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Dinilai Bikin Saham-saham Berfundamental Bagus Terdiskon

Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Dinilai Bikin Saham-saham Berfundamental Bagus Terdiskon

Whats New
Sri Mulyani Sebut Sedang Siapkan Anggaran Pemerintah Prabowo-Gibran

Sri Mulyani Sebut Sedang Siapkan Anggaran Pemerintah Prabowo-Gibran

Whats New
Nilai Ekspor Indonesia Naik Jadi 19,62 Miliar pada April 2024

Nilai Ekspor Indonesia Naik Jadi 19,62 Miliar pada April 2024

Whats New
Adaro Energy Bakal Tebar Dividen Final Rp 6,4 Triliun Tahun Ini

Adaro Energy Bakal Tebar Dividen Final Rp 6,4 Triliun Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com