Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tingkatkan Kewaspadaan

Kompas.com - 20/09/2011, 11:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tingkat kewaspadaan pemerintah terhadap potensi krisis keuangan dan ekonomi global saat ini lebih tinggi dibandingkan bulan Mei 2011 lalu.

Atas dasar itu, pemerintah sebenarnya tidak ingin ada kenaikan target penerimaan pada tahun 2012 karena beberapa sumber penerimaan diperkirakan akan tertekan oleh perlambatan perekonomian global.

"Sumber penerimaan itu ada tiga, yakni pajak, bea cukai, dan penerimaan negara bukan pajak. Penambahan target penerimaan sebesar Rp 5 triliun itu akan menjadi tantangan kami, karena saat menyusun Rancangan APBN 2012 pada bulan Mei 2011, situasinya dibandingkan sekarang, sebenarnya kondisi global perlu lebih diwaspadai sekarang," ujar Menteri Keuangan Agus Darmawan Wintarto Martowardojo di Jakarta, Selasa (20/9/2011).

Sebelumnya, Komisi XI DPR dan Kementerian Keuangan menyepakati target penerimaan perpajakan pada tahun 2012 naik Rp 5 triliun menjadi sekitar Rp 1.024,3 triliun.

Target tersebut belum didetailkan sumber-sumber penerimaannya, tetapi target tax ratio atau rasio antara penerimaan pajak dengan produk domestik bruto dari 12,6 persen menjadi 12,66 persen.

Pengalaman tahun 2008, krisis keuangan global menyebabkan penarikan modal yang cukup besar dari Indonesia. Akibatnya, asing melepas kepemilikan mereka terhadap surat berharga negara (SBN) sehingga harga obligasi ini menurun dan mendongkrak imbal hasilnya naik. Kondisi ini menyebabkan biaya yang dibutuhkan pemerintah dalam memperoleh dana dari pasar modal menjadi lebih mahal.

Sementara ini, pemerintah sudah menyiapkan lima lapisan pertahanan yang dapat digunakan untuk menahan kejatuhan harga SBN. Pertama, adanya anggaran dalam APBN 2011 sebesar Rp 3 triliun yang digunakan untuk mendanai operasi pasar dalam bentuk pembelian kembali SBN.

Kedua, menggunakan dana-dana menganggur di rekening kas Bendahara Umum Negara. Ketiga, mekanisme pembelian kembali SBN di pasar sekunder oleh 13 badan usaha milik negara yang telah menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Keuangan.

Keempat, pertahanan yang menggunakan dana cadangan devisa di Bank Indonesia. Kelima, menggunakan sisa anggaran lebih (SAL), yang pada tahun 2011 sempat menyentuh Rp 97 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com