Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oktober, BI Rate Berpotensi Turun?

Kompas.com - 28/09/2011, 11:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bank Indonesia atau BI memastikan bahwa saat ini tersedia ruang bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga acuan alias BI Rate pada Oktober 2011. Potensi penurunan ini terjadi akibat perekonomian global yang karut-marut kemungkinan ikut memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Selain itu, faktor lainnya ialah tingkat inflasi tahun ini yang masih tergolong rendah. "Dengan demikian, ada suatu ruang gerak bagi BI untuk merespons suku bunga acuan yang lebih rendah. Arahnya memang ke sana," tutur Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo, Selasa (27/9/2011).

Perry mengungkapkan, sebelum menurunkan BI Rate, BI akan lebih dahulu melakukan penilaian mengenai efek dan dampak penurunan tersebut dari waktu ke waktu. Perry memberi sinyal kuat, BI akan menurunkan BI Rate secara bertahap ke depan.

Sekadar catatan, sejak Februari 2011, BI mempertahankan BI Rate di level 6,75 persen. Sebelumnya, selama 18 bulan sejak 5 Agustus 2009, BI telah menahan suku bunga acuan tersebut di level 6,5 persen.

Komisaris Independen Bank Permata A Tony Prastiantono menyatakan bahwa BI memang sudah melempar sinyal penurunan BI Rate kepada pasar saat bank sentral menurunkan suku bunga batas bawah operasi pasar terbuka (OPT).

Namun, penurunan BI Rate itu urung dilakukan karena BI menilai adanya ketidakpastian kondisi ekonomi global. "Ternyata prediksi BI tepat sebab indeks harga saham gabungan (IHSG) dan rupiah tak lama kemudian melemah. Kebijakan pelebaran suku bunga OPT merupakan pengganti yang ideal," ujarnya.

Namun, Tony memprediksi BI tidak akan menurunkan BI Rate karena khawatir dana asing yang keluar dari Indonesia semakin deras, dibarengi dengan pelemahan rupiah.

Karena itu, Tony memperkirakan, BI baru akan menurunkan BI Rate pada tahun depan. "BI Rate turun menjadi 6,5 persen, itu masih bagus karena masih menawarkan suku bunga yang menjanjikan untuk investasi," tambahnya.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengatakan, penurunan BI Rate tergantung pada likuiditas dan nilai tukar rupiah. Saat ini, likuiditas rupiah di open market operation mencapai Rp 400 triliun dan kredit mubazir perbankan Rp 600 triliun. "Pada kondisi seperti ini, peluang suku bunga turun besar sekali," ujar dia.

Akan tetapi, Destry berpendapat, BI perlu mempertahankan BI Rate 6,75 persen hingga akhir tahun. "Tahun depan baru diturunkan," ujar Destry. Menurutnya, BI Rate bisa diturunkan sebagai relaksasi untuk mendorong permintaan domestik saat perekonomian global mengalami penurunan. (Roy Franedya/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Whats New
Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Whats New
6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

Spend Smart
Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Whats New
[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com