Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penuhi Pasar Asia Pasifik, Telkom Bakal Luncurkan Satelit-3

Kompas.com - 28/09/2011, 16:27 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Awal tahun depan, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) bakal meluncurkan Satelit Telkom-3. Satelit ini akan memiliki kapasitas 42 transponder aktif atau setara dengan 49 transponder dengan bandwidth 36 Mhz.

Cakupan layanannya pun meliputi beberapa wilayah, yakni wilayah Indonesia, Asean, Indochina, Taiwan, Hongkong, dan Papua New Guinea dengan Standard C-Band, wilayah Indonesia, Papua New Guinea dan North Australia dengan Extended C-Band, serta wilayah Indonesia dengan Ku-Band.  

Rencananya, sekitar 45 persen atau sekitar 20 transponder Satelit Telkom-3 bakal digunakan untuk keperluan komersial dan sisanya digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas layanan TIME. Peluncuran satelit ini antara lain berdasarkan hasil penelitian internasional dan studi internal.  

Demikian seperti yang dijelaskan dalam siaran pers Telkom Denpasar. Dalam siaran pers tersebut dijelaskan studi tersebut menyimpulkan adanya peningkatan permintaan untuk layanan satelit komunikasi.   

"Kami yakin permintaan untuk satelit masih akan tumbuh. Kawasan Asia-Pasifik akan terus membutuhkan satelit baik untuk kebutuhan telekomunikasi dan maupun penyiaran. Hal tersebut sangat dimungkinkan mengingat sejumlah operator layanan satelit regional dan global mengarahkan mereka ke kawasan Asia-Pasifik; permintaan pasar yang tinggi untuk backhaul 3G; pertumbuhan pasar DTH (Direct To Home) pasar; meningkatnya jumlah saluran HDTV & 3D; meningkatnya kebutuhan jaringan komunikasi untuk kebutuhan militer," kata Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) Rinaldi Firmansyah di depan forum Asia-Pacific Satellite Communications Council (APSCC) di Nusa Dua pada 26 September 2011 malam (sesuai dalam siaran pers).  

Ia juga menjelaskan adanya tantangan bisnis satelit Asia dalam kebijakan dan peraturan termasuk kompetisi terestrial dan masalah spektrum, seperti berbagi frekuensi antara IMT (International Mobile Telecommunication) dan Fixed Satellite Services, sharing between Mobile Satellite Services (MSS) and Terrestrial Fixed Services (TFS). 

Menghadapi persaingan tersebut Telkom meyakini bahwa kapasitas dan portofolio bisnis TIME akan tetap tumbuh dan beradaptasi dengan perubahan lansekap industri telekomunikasi. Karenanya, Telkom siap membawa Indonesia menuju dunia baru telekomunikasi, informasi, media dan edutainment.

Saat ini Telkom mengoperasikan Satelit Telkom-1 dan Telkom-2. Satelit Telkom-1 memiliki 36 transponder, termasuk 12 Extended C-Band transponder dan 24 Standard C-Band transponder, sementara Satelit Telkom-2 memiliki 24 Standard C-Band transponder.

Kedua satelit tersebut saat ini berfungsi antara lain untuk melayani jaringan transmisi backbone, layanan telekomunikasi pedesaan, back up jaringan telekomunikasi nasional, penyiaran dan layanan televisi berbayar, VSAT dan layanan multimedia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com