Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yasin dan Jus Pala ala Desa Morella

Kompas.com - 01/10/2011, 13:32 WIB

KOMPAS.com - Tangan dingin Yasin Sianala (47) membuat daging pala yang acap tidak dimanfaatkan menjadi jus pala yang bernilai tinggi. Tak berhenti di situ, pengolahan menjadi pasar baru bagi petani pala dan lapangan kerja baru bagi warga.

Jus pala Morella, demikian merek yang ditera. Namanya mengacu pada nama desa tempat jus pala dibuat, yaitu Desa Morella di Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, 40 kilometer dari Ambon.

Sudah hampir tiga tahun jus pala ini diproduksi oleh Koperasi Unit Desa (KUD) Toma Siwa yang dipimpin Yasin. Pembuatan jus pala ini dimulai setelah Yasin mengikuti pelatihan pengolahan daging pala menjadi sirup yang dibuat United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) tahun 2008.

Dari situ dia menyadari kalau daging pala itu bisa bernilai tinggi. Namun bukannya mengolah daging pala menjadi sirup, dia justru mengolahnya menjadi jus. ”Kalau sirup pala sudah banyak saingannya. Selain itu, saya ingin membuat minuman dari pala yang praktis, bisa langsung diminum, tanpa harus mencampur lagi,” katanya.

Dorongan untuk mengolah daging pala ini berangkat pula dari realita banyaknya daging pala yang dibuang saat panen pala di Morella. Hanya fuli (bunga pala) dan biji pala yang diambil dan dijual petani pala. ”Kalaupun daging pala diolah, hanya dibuat manisan. Itu pun hanya sedikit dan dikonsumsi sendiri,” ujarnya. Padahal jika diolah, petani memperoleh penghasilan tambahan. Selain itu, bisa membuka lapangan pekerjaan baru.

Selama hampir dua bulan setelah pelatihan, pria yang juga berprofesi pegawai negeri sipil di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Maluku ini mencoba berkali-kali mengubah resep pembuatan sirup pala untuk membuat jus pala. Sampai akhirnya setelah dua bulan, dia menemukan takaran yang pas. ”Pengolahannya sama dengan sirup pala, hanya air masak yang digunakan lebih banyak untuk mengurangi tingkat keasaman pala, dan jumlah gula yang digunakan dikurangi agar jus pala nantinya tidak terlalu manis,” jelasnya.

Berbekal ”izin kesehatan” atas jus pala yang sudah keluar dari Dinas Kesehatan Maluku dan Badan Pengawas Obat dan Makanan, Yasin mulai memproduksi 1.000 botol kemasan jus pala yang setiap botolnya berisi 290 mililiter jus pala. Setiap botol dijual hanya Rp 2.500, padahal biaya memproduksi mencapai Rp 3.500. ”Sengaja jual rugi untuk promosi,” tambahnya.

Jus pala dijual di acara pemerintahan, atau langsung kepada masyarakat. Dalam sebulan, semua jus pala sudah terjual. Tak hanya itu, permintaan lebih banyak mulai berdatangan. Untung Rp 16 juta

Dari situlah, bapak dari dua anak ini mulai berinisiatif meningkatkan produksinya dan secara bertahap meningkatkan harga jual sehingga bisa untung. Peningkatan produksi ini terbantu adanya kredit bergulir dan bantuan peralatan dari Pemerintah Provinsi Maluku dan peralatan dari UNIDO.

Kini, KUD Toma Siwa bisa memproduksi 20.000 botol jus pala dari 400 kilogram daging pala dalam periode dua minggu. Setiap botol dijual Rp 4.500. Keuntungan bersih Rp 16 juta.

Jus pala ini kebanyakan dijual di Ambon. Tersedia di sejumlah restoran dan supermarket. Selain Ambon, per Maret 2011, jus pala dijual juga di gedung SMESCO (Small and Medium Enterprises and Cooperatives) di Jakarta. Tak sampai sebulan, 552 botol jus pala yang ditawarkan terjual.

Dengan pengolahan ini, daging pala di Morella yang sebelumnya tidak terlalu bernilai, menjadi bernilai. Daging pala dibeli dengan harga Rp 5.000 per kilogram.

Pengolahan pala ini pun menjadi lapangan kerja baru. Sembilan warga dipekerjakan untuk mengolah jus pala. Mereka yang bekerja ini sengaja dipilih dari keluarga kurang mampu. Mereka mendapat upah 70 persen dari keuntungan bersih. Jika produksi sampai 20.000 botol, maka setiap pekerja memperoleh upah Rp 1,2 juta. Sisanya 30 persen masuk ke kas koperasi.

Karena manfaat pengolahan yang besar inilah, Yasin berencana terus meningkatkan produksi dan memperluas pemasarannya, baik di Maluku ataupun ke luar Maluku, seperti Makassar, Surabaya, dan Jakarta. Rencana ini karena permintaan yang mencapai tiga kali lipat dari yang bisa diproduksi oleh KUD Toma Siwa.

Selain itu, potensi daging pala pun masih besar. Menurut Yasin, jumlah daging pala yang dipakai untuk pengolahan jus pala hanya sekitar dua persen dari jumlah daging pala yang ada setiap kali panen.

Hanya saja tidak mudah merealisasikan rencana ini. Mahalnya biaya pengiriman ke luar Maluku menjadi salah satu kendala. Jika dipaksakan, maka harga setiap botol jus pala Rp 8.000 per botol atau dua kali lipat dari harga di Ambon. ”Sulit bisa bersaing,” ujarnya.

Beberapa strategi disiapkan Yasin, salah satunya membuka unit produksi baru di Jawa. Dia tidak ingin sukses yang telah diraih sekarang berhenti. Dia sadar, semakin besar usaha jus palanya, kesejahteraan masyarakat Morella semakin meningkat. (A Ponco Anggoro)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Whats New
Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
BKKBN Sosialisasi Cegah 'Stunting' melalui Tradisi dan Kearifan Lokal 'Mitoni'

BKKBN Sosialisasi Cegah "Stunting" melalui Tradisi dan Kearifan Lokal "Mitoni"

Whats New
Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Work Smart
Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Whats New
Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Work Smart
Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

Whats New
Menteri KP 'Buka-bukaan' soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

Menteri KP "Buka-bukaan" soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com