Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ical: Tunda Kenaikan TDL!

Kompas.com - 07/10/2011, 20:47 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah diminta agar usulan kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) sebesar 10 persen mulai 1 April 2012, seperti yang disampaikan pemerintah di DPR, ditunda pemberlakuannya. Sebab, pemberlakuan kenaikan tarif itu masih belum dilandasi kajian yang komprehensif.  

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menyampaikan hal itu dalam diskusi publik bertema "Pengelolaan Sektor Mineral Batubara dan Kelistrikan Nasional, Antara Harapan dan Realita", Jumat (7/10/2011), di Jakarta.  

"Partai Golkar meminta kepada pemerintah agar usulan kenaikan tarif tenaga listrik sebesar 10 persen mulai 1 April 2012 seperti disampaikan pemerintah di DPR ditunda pemberlakuannya meskipun rencana kenaikan TTL itu dimaksudkan untuk pelanggan 900 volt ampere ke atas," kata dia.  

Pihaknya meminta kepada pemerintah untuk melakukan kajian secara komprehensif yang meliputi beberapa aspek, seperti aspek kemampuan bayar konsumen, inflasi, dan dampaknya pada beberapa industri ataupun terhadap kelangsungan sektor usaha mikro dan kecil-menengah, atas rencana kenaikan tarif listrik itu.  

"Begitu pun dengan dampak-dampak sosial ekonomi dan pembangunan. Juga harus dipertimbangkan aspek-aspek lebih luas, antara lain suplai energi primer yang murah dan berkelanjutan serta infrastruktur yang memadai," kata dia.  

Menurut Aburizal, pemerintah perlu mengembangkan konversi energi primer, penggunaan, dan pemanfaatan bauran energi seperti panas bumi dan tenaga air sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM). Hal ini untuk mengoptimalkan operasional pembangkit listrik, sehingga beban subsidi bisa lebih efisien dan efektif.

Selain itu, pihak swasta perlu terlibat secara aktif untuk bisa bersama-sama perusahaan negara melayani dan menyediakan listrik bagi rakyat. Jika semua persoalan kelistrikan nasional dikelola pemerintah, hanya melalui PT PLN, jelas tidak bisa selesai.

Terlebih lagi, elektrifikasi nasional masih rendah dan tidak secepat pertumbuhan jumlah pelanggan listrik yang terus meningkat.  

Sejauh ini, listrik juga belum bisa dinikmati seluruh rakyat Indonesia. Tingkat rasio elektrifikasi nasional saat ini baru mencapai 65 persen. Jadi, masih ada sekitar 35 persen penduduk Indonesia yang belum menikmati listrik. Jika sekarang jumlah penduduk ada 250 juta jiwa, masih ada 83,5 juta orang yang belum mendapat listrik. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com