Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PERBANKAN

BI Rate Turun, Bank Harus Turunkan Bunga

Kompas.com - 11/10/2011, 19:18 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda (BPP HIPMI) mendesak kalangan perbankan, segera menurunkan tingkat suku bunga kredit. Langkah ini harus dilakukan karena Bank Indonesia (BI) pun telah menurunkan BI Rate dari level 6,75 persen ke level 6,5 persen.   

"Kami sangat mendukung langkah BI menurunkan BI rate. Kini tinggal rekan-rekan di perbankan yang harus ikut menurunkan suku bunga kreditnya,: kata Ketua HIPMI, Erwin Aksa, Selasa (11/ 10/2011) di Jakarta.  

Erwin menjelaskan, perbankan merupakan ujung tombak dalam menghadapi ancaman krisis. Bila kredit dari perbankan melambat, maka sektor usaha lain juga akan terkena dampak negatifnya.

Erwin menilai, industri perbankan nasional masih sangat kuat. Sampai bulan Juli 2011, berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah dana pihak ketiga perbankan mencapai Rp 2.464 triliun. Sementara kredit yang disalurkan baru sekitar Rp 1.997 triliun. Dari jumlah ini kredit tersebut nilai undisburse loan atau kredit yang belum ditarik debitur mencapai Rp 623 triliun.  

Menurut Erwin, kalangan perbankan harus berani untuk menurunkan bunga kredit. Selain akan membantu bergeraknya sektor riil, penurunan bunga kredit tersebut sesungguhnya juga memperingan para pengusaha dan mengurangi risiko kredit macet.

Selama ini, bunga kredit yan g diterima para pengusaha masih berkisar antara 15-20 persen per tahun. Tingkat suku bunga tersebut tergolong mahal mengingat biaya dana (cost of fund ) perbankan hanya sekitar 6 persen. "Idealnya bunga kredit ke p engusaha bisa ditekan hingga 10-12 persen," katanya.  

Apalagi, lanjut Erwin, bank-bank besar kini juga telah memiliki sumber pendapatan nonbunga yang cukup besar melalui fee based income. Bahkan pendapatan nonoperasional perbankan nasional sampai Juli lalu sudah mencapai Rp 89 ,9 triliun, meningkat 50,5 persen dibanding Juli 2010 sebesar Rp 59,7 triliun .  

Fakta ini menunjukkan bahwa ketergantungan bank terhadap bunga kredit tidak lagi dominan. Karena itu sudah sewajarnya bila bunga tersebut diturunkan.

Erwin menambahkan, dengan kondisi makro ekonomi yang cukup kokoh, perbankan seharusnya lebih berani untuk memberikan kredit ke sektor usaha.  

Apalagi dengan jumlah penduduk mencapai 240 juta, pasar dalam negeri masih cukup kuat untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Perbankan jangan hanya agresif membiayai kredit konsumer. "Kalau sektor usahanya tidak berjalan, kredit konsumer juga akan berpotensi macet," ucap Erwin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com