Jakarta, Kompas
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance, Fadhil Hasan, menyatakan, bencana alam di Thailand itu, dalam jangka pendek, memberikan kesan dan pesan kepada investor luar negeri, Indonesia lebih baik dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara.
”Ini bagus dalam kerangka persiapan Komunitas ASEAN. Kita layak jadi bagian dari jaringan produksi. Tinggal sekarang bagaimana kita menangkap kesempatan dan peluang ini. Apalagi, di sektor manufaktur kita belum optimal dikembangkan,” kata Fadhil, di Jakarta, Kamis (20/10).
Sedikitnya 20 provinsi di Thailand dilanda dan terimbas banjir dua pekan terakhir. Ada 14.172 pabrik dan pusat bisnis di wilayah-wilayah itu. Harian
Kabinet negeri itu berencana menaikkan defisit anggaran pada tahun anggaran berjalan menjadi 12,8 miliar dollar AS, atau naik sebesar 1,6 miliar dollar AS dari target awal yang telah ditetapkan sebelumnya.
Selain produk pertanian, industri otomotif dan manufaktur di negeri itu juga terganggu. Pabrik-pabrik tutup, seperti Toyota Motor Co, Ford Motor Co, Honda Motor Co, dan Isuzu Motors.
Ekonom Centre for Strategic and International Studies, Haryo Aswicahyono, menilai, selain memberi nilai lebih di sisi investasi, diharapkan produk-produk pertanian kita dapat mengisi pasar yang sementara ini tidak dapat diisi produk asal Thailand, terutama produk buah-buahan, meskipun biasanya kontrak dan spesifikasi buah-buahan sudah ditentukan di awal kontrak pengiriman. ”Suplai mungkin turun. Ini bisa dimanfaatkan untuk masuk dengan harga lebih tinggi,” kata Haryo.