Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Liang Wengen, Wakili Citra Baru Perusahaan China yang Bersih (2)

Kompas.com - 25/10/2011, 11:23 WIB

KOMPAS.com - Dengan kepemilikan saham mencapai 58 persen, Liang Wengen jelas punya kuasa untuk mengontrol perusahaan. Dengan kuasanya itulah, Liang leluasa untuk mengembangkan teknologi di Sany Group. Dengan moto "kualitas yang mampu mengubah dunia", Liang banyak mengalokasikan dananya di sektor penelitian dan riset. Bahkan, untuk pengembangan teknologi, Sany Group yang berdiri pada 1989 ini selalu menyisihkan dana 5% dari nilai penjualan.

Saat ini, industri alat berat Sany Heavy Industri memiliki pusat riset doktoral sendiri. Pusat riset tersebut diakui sebagai pusat pengembangan teknologi terbaik di China. Ini dibuktikan dengan diperolehnya 536 hak paten atas pengembangan teknologi tinggi.

Tak hanya itu, Sany Group juga mendapat anugerah terbaik sebagai perusahaan National Technology Progress serta China Well Known Trademark. Sany juga mendapat penghargaan sebagai Inspection Free Product of China, serta Benchmark Products of China's Construction Machinery Industry.

Prestasi bisnis Liang ini mendapat pengakuan dari Philip Kotler, yang dikenal sebagai The Father of Modern Marketing. Menurut Kotler, Sany Group adalah perusahaan luar biasa. Bahkan, perusahaan itu diakuinya mampu mengubah citra perusahaan China. Sany dianggap mewakili pencitraan baru perusahaan China yang bersih dan akrab teknologi tinggi.

Pengakuan yang sama juga diungkapkan oleh Presiden RRC, Hu Jintao. Dalam kunjungannya ke perusahaan pada Oktober 2003, Hu Jintao berharap Liang mampu mempertahankan kesuksesannya di masa datang. "Kamu telah meraih berbagai penghargaan yang membanggakan, semoga kamu dapat bahu-membahu demi masa depan yang lebih cemerlang," kata Hu Jintao didamping Perdana Menteri (PM) China, Wen Jiabao, Wakil PM Jia Qinglin, dan sederet pejabat pemerintahan China.

Kedekatannya dengan partai dan pemerintahan, termasuk posisi strategis Liang sebagai Ketua Badan Kehormatan Sany Group membuat dia mendapat banyak kedudukan tinggi. Dia pernah menjabat sebagai perwakilan Kongres Nasional China. Selain itu, dia juga menjadi wakil kongres masyarakat nasional.

Sedangkan di bidang bisnis, Liang mendapatkan penghargaan sebagai National Model Worker, National Outstanding Entrepreneur, Outstanding Builder of Socialist Society with Chinese Characteristics, CCTV People of the year 2008. Dia juga masuk Forbes Best Owners of China's Listed Companies, dan Mundell World Manager Achievement Prize.

Dengan berbagai pengakuan dan penghargaan itu, Sany Group kini telah berkembang pesat dengan menguasai pasar mesin konstruksi dunia. Jumlah pegawai yang bekerja di perusahaan ini mencapai 53.000 orang dengan kantor cabang yang tersebar di 24 negara.

Selain di dunia bisnis, kesohoran Liang semakin terasa ketika dia menyumbangkan mesin pompa senilai 1 miliar dollar AS ke Jepang. Mesin pompa tersebut disumbangkan pada Maret lalu, ketika Jepang terkena gempa bumi dan tsunami.

Tidak sedikit ucapan terima kasih yang dikirimkan ke kantor Grup Sany. Banyak media lokal Jepang memberitakan bagaimana sumbangan truk pompa tersebut dihargai masyarakat Jepang, sehingga mengubah citra China di Jepang.

Masyarakat Jepang menyebut bantuan Liang itu sebagai jerapah raksasa, atau lengan mesin besar dari China. Dengan jangkauan sejauh 62 meter dan tercatat sebagai truk pompa dengan jangkauan terjauh, pompa itu berguna untuk mendinginkan reaktor PLTN yang bocor dan kemungkinan meledak. (Hafid Fuad/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com