Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Ekonomi dan Eropa, Bursa AS Anjlok

Kompas.com - 26/10/2011, 07:15 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Saham-saham AS merosot pada Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB) karena indikasi masih lemahnya ekonomi dan kekhawatiran bahwa para pemimpin Eropa kemungkinan tidak mencapai kesepakatan tentang penyelesaian krisis utang zona euro pada pertemuan puncak penting Rabu nanti.

"Kepercayaan yang berasal dari optimisme ekonomi, harapan penanganan utang yang keluar dari pertemuan puncak Uni Eropa besok, dan laporan laba positif  dari AS pada kemarin, berbelok 180 derajat dalam sesi hari ini," kata analis Charles Schwab.

Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 207,00 poin (1,74 persen) menjadi berakhir pada 11.706,62. Indeks komposit teknologi Nasdaq melemah 61,02 poin (2,26 persen) menjadi 2.638,42. Indeks S&P 500 turun 25,14 poin (2,00 persen) menjadi 1.229,05, menghentikan kenaikan tiga sesi berturut-turut. Investor hati-hati menunggu pertemuan tingkat tinggi (KTT) Uni Eropa pada Rabu yang bertujuan memberikan solusi kuat krisis utang zona euro dan bank yang kekurangan modal.

Analis Wells Fargo Advisors, Scott Marcouiller menunjuk laba dan data ekonomi mengecewakan yang mendorong aksi jual, serta "kekhawatiran para pemimpin Eropa kemungkinan kesulitan untuk datang dengan resolusi krisis utang di kawasan itu."

Prospek "bearish" (lesu) Wall Street lebih lanjut didorong oleh data buruk tak terduga pada kepercayaan konsumen AS.

The Conference Board mengatakan, indeks kepercayaan konsumen berdiri di 39,8 pada Oktober, turun tajam dari 46,4 pada September. "Kepercayaan konsumen sekarang kembali ke tingkat yang terakhir terlihat selama resesi 2008-2009," kata Lynn Franco dari Conference Board.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com