Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiket Seharga Dua Buah Cabai

Kompas.com - 28/10/2011, 05:02 WIB

Berbeda dengan beberapa negara, seperti India dan China, kereta api di Indonesia tidak berada di bawah satu atap dengan tujuan pengelolaan lebih transparan dan akuntabel. Akan tetapi, konsekuensinya, koordinasi antarinstansi harus sangat baik.

Dalam pengembangan KRL Jabodetabek yang menurut Kementerian Perhubungan menargetkan 3 juta perjalanan orang pada 2016 dari saat ini 400.000 perjalanan orang, salah satu yang harus segera diselesaikan adalah pelintasan sebidang. Untuk mencapai target itu, menurut Bambang, persilangan sebidang antara kereta api dan kendaraan bermotor harus dibenahi. Lalu, dilakukan penambahan jumlah dan kapasitas gardu listrik bagi KRL, stasiun baru, hingga penyediaan kendaraan pengumpan dari rumah dan tempat kerja ke stasiun. ”Intinya, menata KRL itu harus diikuti penataan ruang,” papar Bambang.

Namun, pelaksanaannya tidak semudah yang dikatakan. Untuk pembenahan pelintasan sebidang di Jakarta, misalnya, kata Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi Sutanto Soehodho, Pemprov DKI hanya sanggup membangun 2-3 titik pelintasan bawah atau di atas tanah per tahun. Padahal, di DKI terdapat 164 pelintasan sebidang resmi dan 3.000 pelintasan tak resmi. Namun, menurut dia, hal itu tak akan menyelesaikan kemacetan di Jakarta karena jumlah kendaraan terus bertambah. Karena itu, lanjutnya, jalur kereta apilah yang harus dibangun di bawah atau di atas tanah.

Membangun kereta api merupakan pekerjaan jangka panjang yang memerlukan komitmen, konsistensi, dan koordinasi. Untuk saat ini, target yang harus dipenuhi adalah keselamatan dan ketepatan waktu. Akan tetapi, hal paling mendasar, demikian Taufik, adalah menentukan visi apakah perkeretaapian akan berfungsi sosial, komersial, ataukah menggabungkan keduanya. Tiap pilihan membawa konsekuensi yang harus konsisten dipenuhi.

(Ninuk Mardiana Pambudy/Orin Basuki)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemehub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com