Pekerjaan berat menunggu di lintas Jatinegara-Bekasi-Cikampek. Ini jalur padat karena kereta jarak jauh dari timur bergerak pada rel sama dengan KRL. Di sinilah ditambah jalur ganda kedua. Kendalanya, pembebasan lahan yang dihuni keluarga PT KAI.
”Sumber pendanaan sudah menunggu sejak tiga tahun lalu dari JICA (Badan Kerja Sama Internasional Jepang) senilai Rp 4 triliun atau setara 37 miliar yen,” ujar Tundjung.
Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan menyebutkan, PT KAI akan berinvestasi Rp 0,53 triliun dan meminjam Rp 3,02 triliun dari pihak ketiga untuk pengembangan komuter Jabodetabek. Itu pun tetap butuh suntikan modal tambahan dari pemerintah Rp 2 triliun.
Besarnya anggaran dan rumitnya koordinasi yang dibutuhkan untuk mewujudkan mimpi ini mendorong Wakil Presiden Boediono memasukkan kereta komuter sebagai salah satu dari 17 instruksi penyelesaian masalah kemacetan di Jakarta. Instruksi ini diawasi Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).
Kepala UKP4 Kuntoro Mangkusubroto mengatakan, pemerintah bertekad mengurangi jarak waktu berangkat antarrangkaian dari sebelumnya 8 menit menjadi 3 menit.
”Perlintasan sebidang tidak boleh lagi ada. Semuanya harus dinaikkan dari atas tanah supaya tidak menghambat kereta jalan. Tahun ini belum ada anggaran, baru tahun depan dianggarkan. Jumlah belum tahu. Penganggaran ditanggung bersama oleh Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Provinsi DKI,” kata Kuntoro.