Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pacific Royale Datang, Persaingan di Udara Kian Sengit

Kompas.com - 07/11/2011, 11:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bisnis penerbangan di Indonesia bakal kian ramai. Kementerian Perhubungan (Kemhub) telah menerbitkan surat izin usaha penerbangan (SIUP) untuk maskapai baru, yaitu PT Pacific Royale Airways.

Bambang S Ervan, Kepala Humas Kemhub, menjelaskan, setelah mendapatkan SIUP bernomor SIUAU/NB-025 tersebut, perusahaan penerbangan yang antara lain dimiliki pengusaha Goenarni Gunawan ini masih harus mengurus sertifikat Air Operator Ceritificate (AOC). Kemhub, kata Bambang, memberi waktu satu tahun kepada Pacific Royale untuk mengurus sertifikat AOA tersebut. "Setelah itu, mereka bisa mengudara," ungkap Bambang, Minggu (6/11/2011).

Mengacu data Kemhub, tiap tahun jumlah penumpang pesawat meningkat 10 persen hingga 15 persen. Sebagai gambaran, pada tahun 2009, total jumlah penumpang pesawat di Tanah Air mencapai 48,8 juta penumpang, sedangkan pada tahun 2010 naik hingga 16 persen, mencapai 58,3 juta penumpang. Kemhub menghitung, jumlah penumpang tahun ini akan mencapai 64,5 juta, atau naik 9 persen dari tahun lalu.

Sementara pada tiga tahun mendatang, yakni 2014, penumpang pesawat akan melonjak hingga mencapai 98,1 juta penumpang. Mengacu pada data-data pertumbuhan tersebut, rupanya bisnis penerbangan, khususnya penerbangan berjadwal yang saat ini baru dilayani 18 maskapai, masih terus menarik.

Ketat di full service

Beberapa waktu lalu, Samudra Sukardi, Project Director Pacific Royale Airways, menjelaskan, perusahaannya telah siap memenuhi ketentuan pemerintah, yaitu untuk minimal mengoperasikan 10 pesawat dan akan melayani rute domestik maupun internasional.

Pacific Royale berencana masuk ke penerbangan layanan penuh (full service). Langkah tersebut tentu akan membuat pasar maskapai di layanan full service yang saat ini baru dilayani PT Garuda Indonesia Tbk bakal semakin ketat. Soalnya, pangsa pasar penerbangan full service baru 20 persen dari total penumpang. Dan, dalam waktu dekat, PT Lion Air lewat anak usaha PT Space Aviation Service dan PT Sriwijaya Air juga akan masuk di penerbangan layanan premium ini.

Pujobroto, VP Corporate Communications Garuda Indonesia, menegaskan, pihaknya siap berkompetisi dengan pesaing-pesaing baru. Menurut Pujo, potensi penumpang udara di Indonesia masih sangat terbuka besar. "Saat ini, dari 230 juta penduduk Indonesia, baru 20 juta yang menggunakan transportasi udara," katanya.

Pernyataan senada juga dikemukakan Edward Sirait, Direktur Lion Air. "Permintaannya akan terus naik," ungkap Edward. (Monika Noven/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com