Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Akan Memangkas Profit Margin Bank

Kompas.com - 18/11/2011, 10:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) terus melakukan upaya agar perbankan menurunkan bunga kredit. Tak hanya menekan bank agar bekerja lebih efisien, kini wasit perbankan itu juga akan meminta bank menurunkan profit margin hingga batas wajar.

Langkah kuda ini berpotensi mempengaruhi perolehan laba bank. Ujungnya, menurunkan setoran dividen kepada pemegang saham.

Profit margin merupakan salah satu komponen pembentuk bunga, selain biaya dana, biaya operasional dan premi risiko (Harian KONTAN 17 November 2011). Komponen ini mencerminkan rencana bank dan target dividen. Angka wajarnya terlihat dari target dividen dan bisnis

Misalnya, bank tidak efisien karena teknologinya kuno, bank perlu investasi. Lantaran pemilik tidak menambah modal, bank kemudian menetapkan margin lebih tinggi dari rata-rata. Ini wajar. Lain jika margin tinggi karena pemilik meminta dividen besar.

BI menilai, kini profit margin bank ketinggian, cenderung meningkat dan irasional. Ada beberapa bank yang menetapkan margin tinggi bukan untuk ekspansi, melainkan melayani pemodal.

Menurut Perry Warjiyo, Direktur Riset dan Kebijakan Moneter BI, rata-rata profit margin perbankan Indonesia saat ini 1,7 persen. Sembilan tahun silam, saat perbankan baru lepas dari krisis, rata-rata profit margin sebesar 1,5 persen.

Menurut sumber KONTAN di perbankan, saat ini, profit margin harusnya lebih rendah lagi. Situasi ekonomi relatif lebih baik dan bank sudah melewati fase tersulit. Bank juga tidak lagi jor-joran ekspansi. Perubahan biaya dana, overhead cost dan premi risiko saja tak cukup menggiring bunga kredit turun. "Profit margin dan premi risiko adalah komponen yang ditentukan sendiri oleh bank. BI harus meminta itu diturunkan," kata pengamat perbankan, Paul Sutaryono.

BI belum bersedia menjelaskan langkah teknis pengaturan margin itu. Tapi para bankir menilai, cara ini sulit terlaksana. Perhitungan rasio ini bagian target perhitungan laba yang merupakan hasil kesepakatan pemegang saham dan perusahaan. Selain itu, bank perlu menetapkan margin sesuai kebutuhan ekspansi tahun depan.

Direktur Keuangan Bank Tabungan Negara (BTN), Saut Pardede mengatakan, dari suku bunga kredit, pihaknya hanya mengambil profit margin sebesar 1,5 persen. "Jadi dari total seluruh biaya kredit akan ada tambahan 1,5 persen," kata Saut, Kamis (17/11/201).

Menurut Saut, kalau bank menurunkan margin keuntungan, target return on equity (ROE) akan turun. Nah penurunan ini akan berdampak pada harga saham bank yang juga ikutan melorot. (Nurul Qolbi, Nina Dwiantika/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com