Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Krisis Eropa, Rupiah Bisa Terus Terpuruk

Kompas.com - 25/11/2011, 08:32 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pelaksana dan Ekonom Senior Bank Standard Chartered, Fauzi Ichsan, mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS memiliki kemungkinan untuk terus merosot seiring dengan kondisi krisis utang di Uni Eropa (UE).

"Hari ini dollar AS/rupiah ada di Rp 9.200 per dollar AS. Apakah bisa terus terpuruk rupiahnya? Possible," ujar Fauzi dalam paparan tentang Indonesia di 2011: Di Tengah Ekonomi Global yang Rapuh, di Jakarta, Kamis (24/11/2011).

Kondisi tersebut memungkinkan jika UE, IMF (International Monetary Fund), Bank Sentral Eropa, serta negara-negara Eropa yang bermasalah tidak bisa menyelesaikan krisis utang mereka. Apabila hal itu benar terjadi maka akan memberikan sentimen negatif pada ekonomi global.

Salah satunya berdampak pada investasi pasar modal di Asia, di mana para investor asing akan melakukan aksi jual sahamnya. "Dan SUN (Surat Utang Negara) membeli dollar AS. Otomatis rupiahnya akan seperti itu," tambah Fauzi.

Perlu Keterbukaan Politik

Menurut dia, kunci dari penyelesaian krisis di wilayah tersebut adalah keterbukaan politik. Fauzi berpendapat, kondisi politik baik itu di dalam negara dan antarnegara anggota UE merupakan alasan mengapa krisis utang di UE sulit untuk diatasi. Sehingga dalam jangka pendek, nilai tukar rupiah juga IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) diperkirakan akan terus volatil atau rentan.

"Tapi kita juga melihat fundamental ekonomi Indonesia dan Asia itu lebih baik daripada Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang," tambah Fauzi.

Dengan begitu, ia memperkirakan rupiah akan terus menguat ke arah Rp 8.400-Rp 8.500 per dollar AS pada akhir tahun 2012. Hal serupa juga akan terjadi dengan mata uang Asia lainnya.

"Apalagi akan terbantu dengan Indonesia akan menjadi negara investment grade sebelum akhir tahun depan," ungkap Fauzi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com