Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Tabungan Inklusif Bukan Saingan

Kompas.com - 25/11/2011, 11:11 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Gubernur Bank Indonesia, Muliaman D Hadad, menyebutkan produk tabungan dalam keuangan inklusif bukan saingan bagi produk tabungan  yang telah dipunyai oleh sejumlah bank.

"Tabungan yang ingin dikembangkan di dalam konteks (financial) inclusion ini sebetulnya bukan tabungan yang nantinya akan menjadi saingan dari katakan BRI sudah ada Britama, Pak Iqbal punya Tabungan Kantor Pos, terus ada Tahapan, ada macam-macam. Itu memang ada segmennya," terang Muliaman dalam konferensi pers seminar keuangan inklusif, di Gedung BI, Jakarta, Jumat ( 25/11/2011 ).

Muliaman menegaskan, produk tabungan yang berada dalam kebijakan keuangan inklusif berada di bawah tabungan yang telah dikeluarkan bank-bank tersebut. Tabungan yang menyasar kelompok masyarakat bawah ini ditujukan agar masyarakat ini bisa menabung dengan lebih mudah dan biaya yang lebih mudah. "Tentu saja ini (keuangan inklusif) bagian dari upaya untuk (mendekatkan masyarakat dengan) akses kepada tabungan," tambah dia.

Bahkan, terang dia, bukan hanya tabungan saja yang menjadi objek kebijakan BI ini. Nantinya bisa berkembang kepada produk sistem pembayaran, asuransi, dan lainnya.

Misalnya saja, terang dia, edukasi keuangan inklusif ini bisa memberikan pemahaman akan keuangan kepada para Tenaga Kerja Indonesia. Setelah paham, TKI akan bisa menabung pendapatannya, dan bisa ditawarkan produk keuangan lainnya. "Anak-anak sekolah misalnya, banyak bank yang sekarang sudah membuat semacam bank sekolah, dan sekaligus menjadi sarana edukasi bagi murid-murid," terang Muliaman.

Jadi, terang Muliaman, produk tabungan dalam kebijakan ini sebenarnya tidak cukup besar dalam membantu likuiditas perbankan. Misalnya saja, pengumpulan dana dari produk TabunganKu yang telah satu tahun diluncurkan, baru ada 2 juta rekening dengan dana Rp 2 triliun. "Angka Rp 2 triliun sebetulnya belum terlalu besar untuk membantu likuiditas perbankan. Tetapi penting bagi kita soal edukasi dan aksesnya," sebut Muliaman. Ia pun menyebutkan, program pada segmen terbatas ini memang sifatnya jangka panjang.

Hal senada juga dikemukakan oleh Direktur Utama Bank Tabungan Negara, Iqbal Lantaro. Menurut Iqbal, keuangan finansial itu berarti pelaku dalam sektor finansial dapat memfasilitasi transaksi untuk kebutuhan kelompok masyarakat tertentu atau yang berpenghasilan sangat rendah. "Barangkali  untuk sumber likuiditas kita tidak terlalu mengharapkan. Tetapi tugas bank itu adalah meningkatkan kesejahteraan," terang Iqbal.

Jadi, saat ini bank harus berperan mendidik kelompok masyarakat tertentu untuk menabung. Dengan menabung, kata dia, maka kesejahteraan masyarakat tersebut bisa meningkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com