Brebes, Kompas -
Sentra produksi garam di Brebes terdapat di Desa Sawojajar, Kecamatan Wanasari. Data dari Pemerintah Desa Sawojajar tahun 2011, jumlah petani garam di wilayah tersebut sekitar 130 orang, dengan lahan produksi sekitar 150 hektar.
Darsono (40), petani garam di Desa Sawojajar, Jumat (25/11), mengatakan, produksi garam berhenti sejak dua pekan lalu. Tambak sudah tidak bisa menghasilkan garam karena hujan sudah mengguyur wilayah itu.
Untuk menutup kebutuhan hidup sehari-hari, Darsono bekerja mencari rajungan di pinggir pantai. Dalam sehari, ia bisa mendapatkan satu hingga dua kilogram. ”Harga rajungan Rp 30.000 per kilogram,” ujarnya.
Suja (45), petani garam lainnya, mengatakan, karena produksi garam terhenti, saat ini harga garam naik dari Rp 350 per kilogram menjadi Rp 600 per kilogram. Meskipun demikian, para produsen tidak menikmatinya karena ketiadaan stok.
Saat ini, tambak Suja seluas satu hektar itu ditebarkan 1.000 ekor bandeng. Ikan ini dipanen pada usia lima bulan. Dalam kondisi normal bisa diproduksi satu kuintal dengan asumsi Rp 16.000 per kilogram.
Namun, dia beranggapan pendapatan dari usaha bandeng jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan garam. Dari satu hektar tambak garam, ia bisa memanen sekitar 1,8 ton per pekan. Garam dipanen biasanya selama Juli hingga Oktober atau 16 kali. Dengan harga Rp 350 per kg, diperoleh pendapatan Rp 630.000 per pekan atau Rp 10 juta selama Juli-Oktober.