Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merkel: Tak Ada Cara Instan

Kompas.com - 03/12/2011, 03:29 WIB

BERLIN, Jumat - Untuk mempertahankan dan menyelamatkan zona euro diperlukan waktu bertahun-tahun. Selain itu, diperlukan juga perubahan dasar pada traktat Uni Eropa sehingga ada perubahan secara tertulis.

”Pemerintah Jerman tetap berpegang bahwa krisis Eropa tidak dapat diselesaikan dengan satu langkah saja. Penyelesaian merupakan sebuah proses dan proses ini akan menghabiskan waktu bertahun-tahun,” ujar Kanselir Jerman Angela Merkel di hadapan parlemen di Berlin, Jumat (2/12).

Merkel mengulangi bahwa Jerman tidak sepakat dengan penerbitan obligasi bersama (eurobond).

Dalam pekan ini, pemimpin Eropa harus mendapatkan langkah nyata agar dapat keluar dari krisis. Berbagai pertemuan di antara pemimpin Eropa sudah dan akan dilakukan. Merkel masih akan bertemu dengan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy. Sarkozy pun dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Inggris David Cameron.

Merkel mengatakan, penegakan aturan terhadap negara dengan anggaran pemerintah yang defisit merupakan cara untuk mengatasi krisis Eropa. Zona euro dianggap tidak disiplin soal pengeluaran dan bertahun-tahun menumpuk utang. Jerman mau agar hal seperti ini di kemudian hari ditindak.

Aturan soal anggaran pemerintah yang ada sekarang telah melanggar Pakta Stabilitas dan Pertumbuhan (SGP), yang membatasi utang negara 60 persen dari produk domestik bruto (PDB). SGP juga membatasi defisit anggaran pemerintah tidak lebih dari 3 persen terhadap PDB.

Banyak negara yang melanggar aturan seperti itu, termasuk Jerman sendiri, tetapi tidak yang dihukum. Untuk memastikan agar negara anggota memelihara anggaran selaras dengan aturan SGP, Jerman mendesak adanya hak untuk menghukum negara pelanggar disiplin di Pengadilan Eropa.

Tawaran ECB

Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi tampaknya akan mengeluarkan jurus baru jika para pemimpin politik Eropa pada pertemuan tingkat tinggi 9 Desember dapat menjawab seruannya. Draghi menyerukan agar ada perubahan fundamental atas aturan fiskal. ”Elemen lain dapat menyusul,” kata Draghi.

Sinyal ini mengundang spekulasi bahwa ECB akan membeli obligasi lebih banyak dari negara yang sedang terlilit utang. Tujuannya adalah agar negara terlilit utang ini bisa mendapatkan dana demi penyelenggaraan pemerintahan.

Namun, di sisi lain, Draghi juga memberi sinyal bahwa ECB tidak akan membeli obligasi lagi. Dia mengatakan, sekarang semuanya terserah setiap pemerintahan, apakah mau memperbaiki disiplin keuangan negara dan tidak mengandalkan ECB untuk mengatasi masalah ekonomi dengan menghindar dari pemangkasan anggaran.

Perkembangan di pasar keuangan tetap tidak menentu dan tidak terarah karena solusi atas krisis tidak kunjung jelas.

Perdana Menteri Italia Mario Monti akan mengungkapkan langkah penghematan baru anggaran pemerintah serta berjanji melakukan reformasi struktural.

Sarkozy sebelumnya sudah menyerukan penataan kembali Uni Eropa. Dia mengatakan, tanpa konvergensi baru di antara negara Eropa, euro akan hancur.

Namun, para analis menyatakan masih ada bahaya yang terkandung. ”Para pemain utama masih menantikan strategi komprehensif untuk mengatasi isu jangka panjang. Tekanan pasar terus berkembang dan risiko lainnya masih akan ada dengan segala dampak negatifnya terhadap aktivitas ekonomi,” ujar Juergen Michaels dari Citibank.

Angka pengangguran di Spanyol juga sudah mencapai titik tertinggi dalam 15 tahun terakhir. Ini adalah salah satu indikator dari perekonomian zona euro yang terus memburuk.(AP/AFP/Reuters/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com