Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lakukan Hal Ini Bila Produksi ASI Berkurang

Kompas.com - 05/12/2011, 13:31 WIB

KOMPAS.com - Memberikan ASI eksklusif terkadang tidak selamanya berjalan dengan lancar. Hal umum yang sering dikhawatirkan para ibu dan sering membuat kepanikan adalah berkurangnya pasokan ASI.

Ada beberapa hal yang menyebabkan berkurangnya produksi ASI misalnya waktu istirahat yang tidak cukup, kurang minum air (minimal sekita 1,8 liter sehari), jarang menyusui serta kurang mendapatkan asupan makanan yang sehat dan berimbang.

Selain itu, hal yang tidak kalah penting adalah, Anda harus memastikan tidak melakukan hal-hal yang justru dapat mengurangi jumlah produksi ASI, seperti, merokok, alergi obat atau mengenakan bra yang terlalu ketat.

Apabila setelah mememeriksa beberapa faktor di atas Anda masih merasa bahwa suplai ASI berkurang, coba lakukan hal berikut ini :

1. Periksa seberapa sering bayi mengompol

Berkurangnya pasokan ASI terkadang bukanlah kondisi yang sebenarnya. Hal ini mungkin hanya persepsi Anda saja yang keliru. Cobalah lihat seberapa sering bayi Anda mengompol. Mengamati seberapa banyak bayi mengompol akan memberitahu Anda apakah itu kenyataan atau hanya persepsi. Apabila bayi Anda sering mengompol, itu menandakan bahwa sesungguhnya Anda tidak mengalami kekurangan pasokan ASI.

2. Memompa ASI

Memompa ASI mungkin bisa menjadi cara untuk mengetahui apakah produksi ASI Anda benar-benar berkurang atau tidak. Pasalnya, alasan beberapa bayi menangis ketika sedang menyusui bukanlah karena ASI Anda yang berkurang, tetapi karena dia merasa kesulitan untuk menghisap. Untuk mempermudah ASI keluar, Anda mungkin bisa melakukan beberapa pijatan atau trik lain sebelum memberikan ASI.  

3. Jangan mengonsumsi susu

Jika Anda berpikir dengan mengonsumsi segelas susu dapat menambah jumlah pasokan ASI, Anda keliru. Bagi beberapa perempuan, mengonsumsi susu tambahan (meskipun hanya segelas) akan berdampak cukup drastis pada pasokan susu mereka.

4. Galactagogues (zat untuk meningkatkan suplai susu)

Jika semua cara di atas telah dicoba dan hasilnya tidak memuaskan, mungkin sudah saatnya untuk mempertimbangkan menggunakan galactagogue (zat untuk meningkatkan suplai susu).

Galactagogue adalah zat yang menakjubkan, tapi TIDAK harus menjadi pilihan utama. Bagaimana, pun juga Anda tetap harus terlebih dahulu melakukan langkah-langkah di atas. Galactagogue merupakan pilihan terakhir. Galactagogues banyak terdapat pada beberapa tanaman herbal alami, tetapi mereka tidak selalu aman untuk digunakan. Beberapa tanaman seperti fenugreek dan fennel (adas) mungkin dapat menjadi pilihan terakhir untuk membantu produksi ASI Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com