Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Osteoporosis

Kompas.com - 10/12/2011, 08:47 WIB

KOMPAS.com - Osteoporosis, penyakit kerapuhan tulang yang bisa menyebabkan tulang patah, kini makin banyak diderita orang berusia produktif. Padahal sebenarnya penyakit ini bisa dicegah dengan menjalankan pola hidup yang sehat, salah satunya mencukupi kebutuhan kalsium dan vitamin D.

Kunci untuk mencegah penyakit osteoporosis adalah memahami fakta yang benar. Felicia Cosman, MD, profesor kedokteran klinis dari Columbia University, dan Richard S. Bockman, MD, PhD, kepala pelayanan endokrin dari Weill Cornell Medical College, akan mengungkap secara terpisah soal mitos dan fakta tentang osteoporosis:

1. Mitos: Anda tahu akan mengalami osteoporosis karena rasa sakit yang dirasakan di tulang

Faktanya: Kerusakan awal pada tulang terkait osteoporosis biasanya tidak menimbulkan suatu gejala. Seseorang akan merasa dirinya baik-baik saja sampai akhirnya mengalami patah tulang tak terduga atau kesulitan berdiri. Kabar baiknya, saat ini sudah tersedia alat untuk mengukur kepadatan tulang sehingga pengobatan dapat diberikan lebih awal untuk hasil terbaik.

2. Mitos: Hanya orang tua yang berisiko osteoporosis

Faktanya: Meskipun risiko fraktur (patah) tulang baru muncul di kemudian hari, namun 80 persen risiko osteoporosis disebabkan karena pengaruh faktor genetik. Meski begitu, tidak ada kata terlambat untuk memulai memelihara kesehatan tulang, terutama jika Anda memiliki riwayat keluarga osteoporosis. Untuk menjaga tulang tetap sehat, cukupilah kebutuhan kalsium dan vitamin D melalui makanan dan paparan sinar matahari. Dukung dengan olahraga sesering mungkin dan menghindari merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan.

3. Mitos: Osteoporosis tidak seserius penyakit lain seperti jantung dan kanker.

Faktanya: Osteoporosis dapat mematikan. Dampak kecil dari patah tulang dapat memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan neurologis (saraf), kardiovaskuler dan bahkan psikologis. Rasa nyeri berkelanjutan dan terbatasnya ruang gerak akibat patah tulang dapat mengurangi kualitas hidup seseorang. Hanya 15 persen dari orang tua korban patah tulang yang dapat terus bertahan dan mandiri.

4. Mitos: Pria tidak mengalami osteoporosis

Faktanya: Para pria umumnya memiliki kondisi tulang yang lebih kuat dan kecil kemungkinan untuk mengalami patah tulang ketimbang perempuan. Namun rendahnya tingkat testosteron dan estrogen, bisa membuat pria tua rentan terhadap patah tulang.

5. Mitos: Semua orang sama-sama berisiko osteoporosis seiring bertambahnya usia

Faktanya: Risiko osteoporosis lebih tinggi pada mereka yang berbadan kurus dan berkulit putih (ras Kaukasia). Risiko lebih besar juga ada pada perempuan dengan tingkat estrogen lebih rendah atau mengalami menopause dini. Bahkan pada beberapa orang yang menjalani terapi hormon untuk mengobati kanker tertentu - seperti payudara dan prostat - juga dapat meningkatkan risiko ini.

6. Mitos: Mustahil untuk mengembalikan tulang yang sudah keropos

Faktanya: Sangat mungkin untuk menghentikan atau membalikkan keropos tulang. Beberapa penelitian dalam pengobatan osteoporosis telah dilakukan selama 10-15 tahun terakhir. Pengobatan jangka pendek dengan anti-resorptive (terapi penggantian hormon) dapat membantu mempertahankan massa tulang yang ada. Bahkan beberapa agen baru dapat membangun terbentuknya tulang sehingga membantu Anda untuk bisa terus menapakkan kaki di tanah selama mungkin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com