Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Anjlok di Awal Panen Jadi Rp 3.000 Per Kilogram

Kompas.com - 21/12/2011, 03:29 WIB

Purwakarta, Kompas - Para petani buah manggis di Purwakarta Jawa Barat, mengeluhkan anjloknya harga manggis dari Rp 9.000 per kilogram bulan lalu menjadi Rp 3.000 per kilogram mulai Desember ini. Padahal, panen baru dimulai dan diperkirakan berlangsung hingga Maret 2012.

Sejumlah petani menduga, harga anjlok akibat membanjirnya manggis dari beberapa sentra di Indonesia, seperti Ciamis dan Tasikmalaya (Jawa Barat) serta Pandeglang (Banten). Pada saat yang sama permintaan relatif rendah, antara lain karena pemasok eksportir belum menyerap hasil panen petani.

Adis Budiana (60), petani di Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Selasa (20/12), mengatakan, panen dimulai sejak November 2011. Namun, buah yang dipanen baru 2-5 persen dari potensi produksi musim ini. Panen dalam jumlah besar diperkirakan terjadi pada Januari-Februari 2012.

”Awal bulan lalu harganya masih Rp 9.000 per kilogram, tetapi berangsur turun jadi Rp 3.000 per kilogram seiring meluasnya panen. Tahun lalu, mayoritas petani tak panen karena cuaca mengganggu proses pembuahan. Dengan produksi yang lebih baik tahun ini, petani berharap harga tak terus turun,” tambah Adis.

Rahmat (59), petani manggis di Desa Wanasari, Kecamatan Wanayasa, memperkirakan produksi manggis dari satu pohon usia 60-100 tahun berkisar 3-4 kuintal musim ini. Produksi itu jauh lebih tinggi dibandingkan musim lalu yang hanya beberapa kilogram per pohon. Sebagian pohon bahkan tak berbuah.

Adis dan Rahmat menyatakan, meski harga anjlok, petani tetap menjual hasil panennya karena manggis tak bisa disimpan lama. Petani juga tak punya alternatif penjualan selain ke tengkulak yang rajin datang ke kebun. ”Berapa pun harga yang disebut tengkulak, petani menerima saja,” kata Rahmat.

Jabar merupakan pemasok utama manggis di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik Jabar, dari 112.722 ton produksi manggis Indonesia tahun 2007, 60.277 ton atau 53,4 persen di antaranya dihasilkan dari Jabar, khususnya dari Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Purwakarta, Subang, dan Bogor. (MKN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com