Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Impor "Converter Kit" dari Italia

Kompas.com - 05/01/2012, 18:13 WIB
Hindra Liu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, pemerintah akan mengimpor alat konversi (converter kit) dari Italia bagi program pengalihan dari penggunaan bahan bakar minyak ke bahan bakar gas pada kendaraan bermotor. Tak kurang dari 250.000 alat konversi akan diimpor.

"Bulan depan," ujar Hidayat kepada para wartawan di Istana Presiden, Jakarta, Kamis (5/1/2012), ketika ditanya kapan pemerintah akan mengimpor alat konversi dari Italia tersebut.

Hidayat menambahkan, PT Dirgantara telah menyanggupi untuk memproduksi alat konversi. Sembari menunggu waktu, kata Hidayat, pemerintah juga akan menyiapkan regulator berikut sarana yang diperlukan untuk memproduksi alat konverter.

Pemerintah menargetkan ada BUMN dan pihak swasta yang dapat memproduksi alat konverter secara mandiri pada tahun 2013. "Nanti, setelah semuanya siap, kita undang mereka (calon produsen) untuk beauty contest," sambung Hidayat.

Terkait program pengalihan BBM ke BBG, pemerintah membutuhkan sekitar 2,5 juta alat konversi. Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, konsumsi energi Indonesia saat ini 3 juta barrel per hari. Ia memperkirakan kebutuhan energi tahun 2015 naik menjadi 4 juta barrel dan tahun 2025 menjadi 5 juta barrel.

Berangkat dari perkiraan tersebut, penggunaan kebutuhan energi tidak boleh lagi meleset dari yang dialokasikan. Ke depan, PT PLN harus menggunakan batubara, panas bumi, air, dan gas. Bahan bakar gas (BBG) juga ditujukan bagi industri, rumah tangga, dan transportasi.

Terkait konversi bahan bakar minyak (BBM) ke BBG pada alat transportasi umum, Hatta menyadari butuh waktu untuk mempersiapkan infrastruktur penunjangnya. Tahap awal, pemerintah menerapkan sistem peralatan induk dan anak (mother and daughter equipment system). "Kita gunakan satu induk dan lima anak untuk pengisiannya. Artinya, satu stasiun pengisian akan menyuplai juga lima pengisian yang bergerak," katanya.

Pengamat energi Kurtubi menambahkan, pemerintah sebaiknya berkonsentrasi untuk mengalihkan pemakaian BBM bersubsidi ke BBG, terutama untuk angkutan umum. Kurtubi mengatakan, rencana pembatasan dengan melarang mobil pribadi membeli premium sebaiknya dibatalkan.

Kebijakan pembatasan, kata Kurtubi, tidak akan efektif lantaran butuh mekanisme pengawasan yang mahal, rumit, dan akan mendorong maraknya pasar gelap BBM serta hanya akan mendorong rakyat pindah dari premium ke bahan bakar nonsubsidi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com