Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembatasan BBM Timbulkan Masalah Baru

Kompas.com - 06/01/2012, 13:46 WIB
Ichwan Susanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pembatasan konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi di Jawa dan Bali yang mulai berlaku April 2012 diperkirakan bakal menimbulkan masalah baru. Tidak tersedianya sarana transportasi publik yang memadai akan semakin memacetkan Jakarta.

Pasalnya, pengguna mobil akan beramai-ramai beralih menggunakan sepeda motor yang masih dapat mengonsumsi premium bersubsidi. ”Transportasi publik yang ada sekarang mana yang terjangkau, nyaman, dan aman bagi warga. Sepanjang itu tidak ada, belum saatnya pembatasan penggunaan BBM bersubsidi,” ucap Pius Ginting, Manajer Kampanye Energi Wahana Lingkungan Hidup, Jumat (6/1/12) di Jakarta.

Seperti diberitakan, Menteri Keuangan Agus Martowardojo memastikan program pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi diterapkan di Jawa-Bali per 1 April 2012. Di Sumatera, Kalimantan, Maluku, dan Papua berlaku 2013 dan 2014. Intinya hanya angkutan umum, pelayanan umum, dan sepeda motor yang berhak mendapatkan subsidi.

Pius mengatakan, tidak semua pengguna mobil adalah kaum menengah ke atas. Ada pula pengguna mobil yang berasal dari golongan menengah ke bawah. Mereka ini biasanya menggunakan mobil tua dan murah untuk bekerja karena tidak tersedia sarana transportasi umum yang aman dan nyaman dari rumahnya.

Pengguna mobil dari golongan menengah ke bawah ini terpaksa menggunakan premium bersubsidi karena kemampuannya terbatas itu. ”Tanpa disuruh, kalau mereka mampu, pasti mau menggunakan bahan bakar pertamax yang lebih bersih dan bagus,” ucap Pius. Menurut dia, pelarangan penggunaan bahan bakar minyak bersubsidi bisa dilakukan pada mobil-mobil mewah.

Lebih lanjut, Walhi mendorong agar pemerintah segera menyediakan sarana transportasi yang aman, nyaman, dan tepat waktu. Ini untuk menekan konsumsi bahan bakar minyak yang terus menerus menghasilkan emisi karbon ke udara.

Dengan terciptanya sarana transportasi umum yang memadai, diharapkan bisa mengurangi kemacetan yang akhirnya bisa menekan konsumsi bahan bakar minyak. ”Selama ini berapa banyak BBM yang kita buang percuma karena kemacetan dan kendaraan tidak bergerak. Produktivitas pekerja pun terganggu,” ucap Pius.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com