Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SPBU Konversi ke BBG Disiapkan

Kompas.com - 06/01/2012, 14:07 WIB
Hindra Liu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Staf Khusus Presiden Bidang Pangan dan Energi Jusuf Gunawan mengatakan, pemerintah telah menyiapkan payung hukum terkait konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas. Perpres ini akan mengatur soal pengaturan, penugasan, pelaksanaan, dan pengawasan program konversi tersebut. "Pemerintah juga akan mengadakan sosialisasi, menyiapkan sarana dan prasarana, seperti tabung, aksesori, dan SPBU konversi premium ke BBG," kata Jusuf kepada para wartawan melalui pesan singkat, Jumat (6/1/2012).

Tak hanya itu, pemerintah juga telah menyiapkan perencanaan terkait target kendaraan dan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang akan dibangun di daerah-daerah target konversi, serta menyiapkan pasokan dan alokasi gas.

Seperti diwartakan, program pembatasan BBM dipastikan akan mulai diterapkan di Jawa-Bali per 1 April. Pada 2013 dan 2014, program itu juga akan diterapkan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Maluku. Intinya, hanya angkutan umum, pelayanan umum, dan sepeda motor yang berhak mendapatkan subsidi. "Soal BBM bersubsidi, saya tidak bisa memberi keterangan lebih jauh. Tapi, yang bisa saya katakan adalah pengaturan atau pembatasan akan dimulai di Jawa dan Bali. Ini tidak perlu persetujuan DPR lagi karena ada dalam Undang-Undang APBN 2012," kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo. Program pembatasan distribusi BBM bersubsidi salah satunya bertujuan mengurangi subsidi karena membebani keuangan negara.

Secara terpisah, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Ekonomi Pertambangan dan Energi Pri Agung Rakhmanto menyatakan, menaikkan harga BBM bersubsidi secara terbatas jauh lebih realistis dan masuk akal ketimbang pembatasan BBM bersubsidi. Dengan menaikkan harga premium dan solar Rp 1.000 per liter, anggaran subsidi BBM bisa dihemat Rp 38,3 triliun. Sementara jika pembatasan BBM bersubsidi untuk mobil pribadi diterapkan, potensi penghematan premium di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi 2,3 juta kiloliter, setara Rp 8,15 triliun.

Adapun jika pembatasan BBM bersubsidi diterapkan di Jawa-Bali, potensi penghematan konsumsi BBM bersubsidi tahun 2012 sebanyak 7,63 juta kiloliter, atau setara Rp 26,71 triliun. Untuk solar, potensi penghematan subsidi 1,32 juta kiloliter, atau setara Rp 4,63 triliun, jika hanya diterapkan di Jabodetabek. Jika pembatasan solar bersubsidi di Jawa-Bali, potensi penghematan subsidi tahun ini 4,34 juta kiloliter, atau setara Rp 15,52 triliun. "Besaran penghematan subsidi itu dengan asumsi tanpa ada kebocoran dan penyalahgunaan dalam distribusi BBM bersubsidi," katanya.

Menurut Pri Agung, tidak ada jaminan harga minyak 2012 tidak tinggi, apalagi dengan potensi ketegangan geopolitik Iran-Amerika Serikat yang terjadi saat ini. "Dengan melarang semua mobil pribadi menggunakan premium dan harus pakai pertamax, sebenarnya juga ada unsur menaikkan harga, bahkan lebih dari 100 persen," ujarnya.

Jika pembatasan jadi diterapkan 1 April nanti, masyarakat pengguna premium tidak akan punya pilihan lain selain beralih ke pertamax dan sejenisnya yang harganya di atas Rp 8.000 per liter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

    Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

    Whats New
    Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

    Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

    Earn Smart
    Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

    Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

    Earn Smart
    Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

    Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

    Whats New
    Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

    Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

    Whats New
    1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

    1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

    Spend Smart
    Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

    Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

    Whats New
    Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

    Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

    Whats New
    Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

    Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

    Whats New
    BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

    BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

    Work Smart
    Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

    Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

    Whats New
    Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

    Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

    Whats New
    Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

    Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

    Whats New
    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

    Whats New
    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com