Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YLKI: Impor Alat Konversi Gas, Pemerintah Keliru

Kompas.com - 08/01/2012, 10:38 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, menilai adalah suatu hal yang keliru jika pemerintah harus mengimpor alat konversi (converter kit) bagi program pengalihan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi ke bahan bakar gas yang sedianya akan dimulai awal April mendatang. "Kalau pemerintah harus mengimpor (alat konversi) itu suatu kebijakan yang keliru. Biaya impor itu sangat tidak efisien," ujar Tulus ketika dihubungi Kompas.com, Minggu (8/1/2012).

Demikian pula, kata dia, jika pemerintah harus menginstalasi sejumlah sarana lain, seperti peralatan pengisian bahan bakar gas ataupun BBM pertamax, akan butuh biaya besar ketimbang penghematan subsidi BBM yang akan dicapai. Selain bahan bakar gas, yakni CNG (Compressed Natural Gas) dan LGV (Liquid Gas for Vehicle), pemerintah memang akan menggunakan opsi pembatasan dengan BBM pertamax. Terhadap ketidaksiapan infrastruktur tersebut, ia menduga kebijakan pembatasan BBM bersubsidi pun akan gagal kembali untuk diberlakukan pada April mendatang. Ini, terang dia, seperti upaya pembatasan pada tahun lalu yang akhirnya gagal untuk diterapkan. "Menurut saya itu akan gagal. Hanya wacana tanpa konsep saja," tegas Tulus.

Oleh sebab itu, ia pun menyarankan agar pemerintah lebih baik mengkaji harga BBM premium dan menaikkannya dengan wajar ketimbang bahan bakar gas dan pertamax.

Seperti yang diberitakan, Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengatakan, pemerintah akan mengimpor alat konversi dari Italia bagi program pengalihan dari penggunaan bahan bakar minyak ke bahan bakar gas pada kendaraan bermotor. Tak kurang dari 250.000 alat konversi akan diimpor. "Bulan depan," ujar Hidayat, di Istana Presiden, Kamis (5/1/2012). Hidayat pun menambahkan, PT Dirgantara telah menyanggupi untuk memproduksi alat konversi. Selain itu, pemerintah juga akan menyiapkan regulator berikut sarana yang diperlukan untuk memproduksi alat konversi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

    Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

    Whats New
    Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

    Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

    Whats New
    Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

    Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

    Whats New
    Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

    Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

    Whats New
    Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

    Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

    Whats New
    Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

    Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

    Whats New
    Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

    Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

    Whats New
    MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

    MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

    Whats New
    Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

    Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

    Whats New
    Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

    Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

    Whats New
    Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

    Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

    Whats New
    Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

    Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

    Whats New
    Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

    Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

    Whats New
    Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

    Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

    Whats New
    Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

    Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com