Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Minta Alat Konversi Gas Dikasih Gratis

Kompas.com - 08/01/2012, 13:41 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi VII DPR, Satya Widya Yudha, mengatakan, Fraksi Partai Golongan Karya akan mengusung dua hal dalam rapat kerja mengenai mekanisme pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang rencananya akan digelar minggu depan. Salah satunya, Golkar meminta agar pemerintah bisa memberikan alat konversi untuk penggunaan bahan bakar gas secara gratis kepada masyarakat. "Pertama, kita (Golkar) akan mengusulkan kepada pemerintah untuk menggunakan opsi pembatasan, yakni BBM premium dengan harga keekonomian," ujar Satya kepada Kompas.com, Minggu (8/1/2012).

Maksudnya, premium bisa mempunyai dua harga yakni ada harga dengan subsidi seperti yang berlaku sekarang ini dan harga tanpa subsidi. Cara ini, menurut dia, lebih pas ketimbang penggunaan bahan bakar gas dan pertamax. Mengenai pertamax, ia meragukan opsi pembatasan dengan BBM beroktan tinggi itu karena harganya yang terbilang tinggi. Apalagi harganya bisa berfluktuasi seiring dengan harga pasar. Sebagai akibatnya, kata dia, pertamax  bisa menimbulkan gejolak fiskal. "Kita akan bertanya mengenai bagaimana kebocoran dan gejolak fiskal agar tidak terjadi ketika pemerintah akan mengalihkan premium ke pertamax. Itu kan harus dijelaskan dengan kajian," sebut Satya.

"Kedua, pembagian converter kit (alat konversi), bagaimana masyarakat bisa mendapatkan dengan gratis," ujar anggota dari Fraksi Partai Golkar ini.

Dengan begitu, kata dia, pemerintah harus memberikan subsidi terhadap pemberian alat yang sementara akan diimpor ini. Terhadap bahan bakar gas ini, Satya memberikan dukungannya. Pasalnya, harga bahan bakar gas sedikit lebih murah ketimbang BBM bersubsidi, yakni seharga Rp 4.100 setara 1 liter premium. Namun demikian, nanti ia akan mempertanyakan bagaimana kesiapan infrastrukturnya kepada pemerintah dalam rapat.

Seperti diberitakan, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, pemerintah akan mengimpor alat konversi dari Italia bagi program pengalihan dari penggunaan bahan bakar minyak ke bahan bakar gas pada kendaraan bermotor. Tak kurang dari 250.000 alat konversi akan diimpor. "Bulan depan," ujar Hidayat, di Istana Presiden, Kamis (5/1/2012).

Hidayat pun menambahkan, PT Dirgantara telah menyanggupi untuk memproduksi alat konversi. Selain itu, pemerintah juga akan menyiapkan regulator berikut sarana yang diperlukan untuk memproduksi alat konversi. Rencananya, pemerintah akan memberikan alat konversi yang harganya bisa mencapai Rp 15 juta secara gratis kepada angkutan umum.

Sementara untuk kendaraan pribadi, pemerintah mungkin akan memberikan subsidi, tapi hanya setengah dari harga. "Kalau kendaraan umum, planning kita, itu akan kita berikan secara cuma-cuma," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

    Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

    Whats New
    Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

    Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

    Whats New
    Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

    Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

    Whats New
    Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

    Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

    Whats New
    Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

    Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

    Whats New
    Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

    Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

    Whats New
    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

    Spend Smart
    Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

    Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

    Whats New
    Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

    Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

    Whats New
    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

    Whats New
    Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

    Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

    Whats New
    IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

    IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

    Whats New
    Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

    Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

    Whats New
    Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

    Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com