Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menperin Akan Gelar Prototipe Mobnas di Istana

Kompas.com - 10/01/2012, 21:18 WIB
Suhartono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Perindustrian diam-diam juga tengah mengembangkan prototipe mobil nasional (mobnas) melalui program yang dikenal dengan nama "Low Cost and Green Car" (LGCC) dan "Angkutan Umum Murah Pro Rakyat".

Pengembangan prototipe mobnas sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tim Koordinasi Peningkatan dan Perluasan Program Pro Rakyat. Untuk itu, pihaknya pada Februari mendatang berencana menggelar semua produksi dan karya anak bangsa, termasuk prototipe mobnas di kompleks halaman Istana Kepresidenan di Jakarta.

Pameran produksi nasional itu direncanakan dibarengi dengan Sidang Paripurna yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan agenda tunggal membahas pengembangan mobnas.

"Tak hanya prototipe dengan merek lokal baru-baru ini, seperti Esemka yang dirakit siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Surakarta, yang akan dipamerkan, tetapi juga merek lokal lainnya seperti yang kini tengah dikembangkan di Kementerian Perindustrian dan pihak swasta lainnya," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat, Selasa (10/1/2012) di ruang kerjanya.

Hidayat mengakui, selain Esemka, prototipe monas hasil karya anak bangsa sudah ada. Sebut saja seperti merek GEA yang diproduksi BUMN PT Inka, Komodo yang diproduksi PT Fin Komodo, Tawon diproduksi PT Sumber Gasindo Jaya, ARINA karya Universitas Negeri Surakarta, MOBIRA karya PT Sarimas Ahmadi Pratama, dan Mahator produksi PT Maha Era Motor.

"Segmentasi pasar untuk produk LGCC adalah untuk jenis kendaraan MPV 1.000-1.200 cc dengan konsumsi bahan bakar 20-22 kilometer per liter. Adapun untuk Angkutan Umum Murah Pro Rakyat dengan segmentasi pasar berkapasitas mesin maksimum 700 cc," papar Hidayat.

Namun, diakui Hidayat, usulan insentif berupa pembebasan bea impor mesin peralatan produksi, bahan baku, dan komponen yang belum bisa diproduksi di dalam negeri serta perpajakan untuk program LGCC hingga ini masih di Kementerian Keuangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com