Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembatasan BBM Bisa Berdampak Buruk pada UMKM

Kompas.com - 13/01/2012, 15:32 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ekonom Universitas Gadjah Mada, Anggito Abimanyu, menyampaikan kekhawatirannya jika rencana pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan penggunaan pertamax jadi dilakukan, bisa berdampak buruk pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Jadi mengubah dari premium ke pertamax tidak sulit. Jadi bisa dilakukan pemerintah. Namun, kami melihat dampaknya adalah pengguna premium oleh kelompok menengah ke bawah," ujar Anggito dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat (13/1/2012).

Menurut Anggito, kelompok masyarakat menengah ke bawah tidak punya akses pada bahan bakar gas. Oleh sebab itu, penggunaan pertamax, yang memang tersedia secara pasti ketimbang gas, akan dilakukan. Jika pertamax dikonsumsi UMKM, maka laba usaha bisa turun. Risiko paling besar, usaha bisa bangkrut hingga terjadi pemutusan hubungan kerja.

Apalagi, UMKM tidak bisa serta-merta mengalihkan beban operasional yang bertambah karena pemakaian pertamax, yang kini ada di harga Rp 8.350, kepada konsumen. Apalagi harga pertamax berfluktuasi seiring dengan harga pasar. "Apabila akhir April pertamax ada di harga Rp 9.000, apakah benar akan dilaksanakan," tegas Anggito.

"Kepada merekalah kami berpikir keras bagaimana caranya mereka diberikan insentif," tambah dia.

Sebagai solusi, Anggito menyebutkan ada tiga hal yang kiranya bisa membantu UMKM. Pertama, harga pertamax diberikan batas atas misal Rp 7.000. Kedua, mengubah pelat mobil dari hitam ke kuning untuk sementara supaya UMKM dapat subsidi. "Berarti itu harus ada pendaftaran," kata dia.

Ketiga, hasil penghematan BBM bersubsidi dikembalikan berupa semacam bantuan langsung tunai kepada UMKM sebagai insentif. "Apa insentifnya silakan pemerintah mengkaji kembali," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

    Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

    Whats New
    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

    Spend Smart
    Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

    Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

    Work Smart
    Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

    Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

    Whats New
    SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

    SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

    Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

    Whats New
    Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

    Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

    Whats New
    [POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

    [POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

    Whats New
    Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

    Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

    Spend Smart
    Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

    Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

    Whats New
    Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

    Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

    Whats New
    Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

    Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

    Whats New
    Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

    Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

    Whats New
    Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

    Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

    Work Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com