Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2012, Tahun Suram Perumahan Rakyat

Kompas.com - 18/01/2012, 16:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan, tahun 2012 ini merupakan tahun suram bagi perumahan rakyat. Menurutnya, setiap kebijakan bagi perumahan rakyat selalu terkendala masalah.

"Bisa jadi, tahun ini merupakan tahun suram untuk perumahan rakyat. Dari sisi pemerintah menginginkan adanya pengurangan angka backlog perumahan, namun di sisi lain Kemenpera dan DPR membuat aturan yang kontradiktif," katanya dalam diskusi tinjauan kebijakan perumahan 2012 "Menggugat Pembatasan Luas Lantai Rumah," di Jakarta, Rabu (18/1/2012).

Masalah perumahan, lanjut Ali, antara lain masalah penyediaan tanah (land bank), Program 1000 tower, masalah Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), aturan hunian berimbang, serta yang baru-baru ini, yaitu penghentian Fasilitas Likuiditas Penyediaan Perumahan (FLPP).

"Terutama masalah land bank, kalau pemerintah tidak menyiapkan tanah bagi masyarakat, maka akan membahayakan masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah," ujarnya.

Ali mengatakan, permasalahan terbaru, yakni penghentian program FLPP karena terhentinya Perjanjian Kerjasama Operasional (PKO) dengan bank-bank penyedia fasilitas, akan merugikan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

"Alasan penghentian program ini karena negosiasi mengenai suku bunga belum berhasil. Seharusnya, sebelum itu selesai harus diantisipasi lebih dulu," kata dia.

Pada kesempatan sama, Kepala Divisi Kredit PT Bank Tabungan Negara (BTN), Budi Hartono menyampaikan penghentian FLPP dengan bank BTN, telah berakhir pada 31 Desember 2011 lalu. Untuk tahun 2012, telah terjadi pembahasan namun sampai saat ini belum ada kesesuaian untuk berlangsungnya PKO.

"Tanggal 6 Januari 2012 kami mendapat surat sehubungan PKO yang berakhir. Sambil menunggu maka FLPP ditunda," katanya.

Untuk menyiasati permasalahan yang timbul akibat penghentian FLPP ini, lanjut Budi, BTN memberikan kebijakan dengan pendaftaran lewat non subsidi. Dengan bunga 9,75 persen relatif lebih rendah dari bunga komersil di atas 10 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

    Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

    Whats New
    Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

    Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

    Whats New
    BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

    BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

    Whats New
    Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

    Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

    Whats New
    Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

    Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

    Whats New
    IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

    IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

    Whats New
    Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

    Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

    BrandzView
    KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

    KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

    Whats New
    Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

    Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

    Whats New
    Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

    Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

    Whats New
    Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

    Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

    Whats New
    Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

    Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

    Whats New
    Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

    Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

    Whats New
    Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

    Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

    Whats New
    BKKBN Sosialisasi Cegah 'Stunting' melalui Tradisi dan Kearifan Lokal 'Mitoni'

    BKKBN Sosialisasi Cegah "Stunting" melalui Tradisi dan Kearifan Lokal "Mitoni"

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com