Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembang Mulai Waswas....

Kompas.com - 19/01/2012, 13:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengembang properti sedang waswas. Pasalnya, masa transisi Undang-undang No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman akan segera berakhir akhir Januari ini.

Pasal 22 beleid itu menyatakan, pemerintah hanya memberikan subsidi dalam bentuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) kepada pengembang yang membangun hunian dengan luas bangunan minimal 36 meter persegi (m²) atau tipe 36. Pemerintah memberikan masa transisi untuk aturan ini selama setahun, mulai sejak Januari 2011 hingga Januari 2012. Dengan kata lain, mulai akhir bulan ini, pengembang hunian di bawah tipe 36 tak bakal bisa menikmati FLPP.

Itulah sebabnya, Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) khawatir, jika mereka harus membangun hunian minimal tipe 36, penjualan properti akan menurun.

"Proyek bisa turun 30%-50% kalau undang-undang ini berlaku," ujar Eddy Ganefo, Ketua Umum Apersi, Rabu (18/1/2012) kemarin.

Lebih lanjut, Apersi juga pesimistis tak bakal bisa mencapai target pembangunan rumah tahun ini yang sebanyak 8.000 unit. Target ini meningkat 33,3% dari pembangunan rumah tahun lalu yang sebanyak 6.000 unit.

Apersi menghitung, sebanyak 50% rumah subsidi di Indonesia memiliki luas di bawah tipe 36. Khusus di Bandung, porsi rumah di bawah tipe 36 mencapai 90%. Walau tipe rumah di bawah tipe 36 nyaris tidak ditemukan di Jakarta, namun tipe ini masih banyak dibangun di daerah pinggir Ibukota, seperti Tangerang.

Maklum saja, masih banyak hunian di bawah tipe 36. Pasalnya, Apersi menaksir jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 29 juta jiwa. Belum lagi jumlah penduduk hampir miskin diperkirakan mencapai 27 juta jiwa.

"Mereka ini tidak mampu membeli rumah tipe 36 ke atas, apalagi kalau harga tanah di kota mahal," ujar Eddy.

Memang, harga rumah tipe 36 di pinggir Jakarta melebihi Rp 100 juta. Sedangkan harga rumah tipe 22 di lokasi yang sama hanya Rp 80 juta. Nada pesimistis juga datang dari Fuad Zakaria, Direktur Utama PT Citra Asri.

"Proyek bisa turun sampai 80%," ujarnya.

Pasalnya, lanjut Fuad, 80% proyek rumah yang dikerjakan Citra Asri adalah rumah subsidi bertipe 22 atau 29. Citra Asri membangun hunian tipe ini di Griya Suradita, Tangerang. Citra Asri menjual rumah tipe 22 seharga Rp 70 juta dan tipe 29 seharga Rp 85 juta. Rumah tipe 36 dipasarkan seharga Rp 140 juta. (Adisti Dini Indreswari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

    SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

    Whats New
    Bakal 'Buyback' Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

    Bakal "Buyback" Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

    Whats New
    Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

    Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

    Whats New
    Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

    Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

    Whats New
    Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

    Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

    Whats New
    Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

    Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

    Whats New
    Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

    Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

    Whats New
    RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

    RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

    Whats New
    Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Dinilai Bikin Saham-saham Berfundamental Bagus Terdiskon

    Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Dinilai Bikin Saham-saham Berfundamental Bagus Terdiskon

    Whats New
    Sri Mulyani Sebut Sedang Siapkan Anggaran Pemerintah Prabowo-Gibran

    Sri Mulyani Sebut Sedang Siapkan Anggaran Pemerintah Prabowo-Gibran

    Whats New
    Nilai Ekspor Indonesia Naik Jadi 19,62 Miliar pada April 2024

    Nilai Ekspor Indonesia Naik Jadi 19,62 Miliar pada April 2024

    Whats New
    Adaro Energy Bakal Tebar Dividen Final Rp 6,4 Triliun Tahun Ini

    Adaro Energy Bakal Tebar Dividen Final Rp 6,4 Triliun Tahun Ini

    Whats New
    Masuknya Starlink Dikhawatirkan Ancam Bisnis Operator Lokal, Luhut: Semua Harus Berkompetisi

    Masuknya Starlink Dikhawatirkan Ancam Bisnis Operator Lokal, Luhut: Semua Harus Berkompetisi

    Whats New
    OJK Bakal Bikin Ketentuan Tarif Premi Asuransi Kendaraan Listrik

    OJK Bakal Bikin Ketentuan Tarif Premi Asuransi Kendaraan Listrik

    Whats New
    Eks Pejabatnya Ditahan KPK Kasus Pengadaan Lahan, PTPN Sebut Dukung Proses Hukum

    Eks Pejabatnya Ditahan KPK Kasus Pengadaan Lahan, PTPN Sebut Dukung Proses Hukum

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com