JAKARTA, KOMPAS.com — Ekonom Tony Prasetiantono menilai, jika pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi, waktu yang paling tepat adalah semester pertama tahun 2012. Karena pada periode tersebut tingkat inflasi biasanya rendah. "Biasanya yang paling tepat itu ketika inflasi itu rendah-rendahnya. Indonesia typically inflasi rendah itu di bulan-bulan sesudah Februari," ujar Tony, di Jakarta, Kamis (2/2/2012).
Biasanya, kata dia, bulan Januari dan Februari merupakan puncak curah hujan paling tinggi. Dengan kondisi ini, tak ayal angka inflasi pun tinggi. Namun, mengacu pada laporan Badan Pusat Statistik, inflasi Januari ternyata diumumkan sebesar 0,76 persen. Angka ini dinilai Tony masih relatif rendah. "Bayangan saya inflasi Januari biasanya kita 0,9-1 persen, tetapi ternyata hanya 0,76 persen," kata dia.
Kondisi rendahnya angka inflasi adalah momen yang tepat bagi pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Kalaupun tidak sekarang, kata Tony, hingga bulan Mei juga masih waktu yang bisa digunakan untuk menaikkan harga itu. Karena setelah Mei, Indonesia biasanya akan menghadapi inflasi musiman, baik karena liburan sekolah, masa puasa, Lebaran, maupun Natal. "Jadi, saya kira, kasarnya (atau) gampangnya satu semester (pertama) adalah target tepat untuk melakukan itu," tutur Tony.
Seperti diwartakan, pemerintah sepertinya akan membuka opsi kenaikan harga BBM bersubsidi seiring dengan rumitnya membatasi konsumsi BBM bersubsidi dengan cara peralihan ke konsumsi bahan bakar gas dan pertamax. Namun, opsi kenaikan ini hanya bisa dilakukan dengan melakukan APBN-Perubahan 2012 atau penerbitan peraturan pemerintah pengganti undang-undang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.