Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kredit Bermasalah Kecil, Muamalat Bidik UKM

Kompas.com - 06/02/2012, 04:12 WIB

SURABAYA, KOMPAS - Bank Muamalat tetap fokus menggarap sektor usaha kecil menengah karena kredit bermasalah relatif rendah, yakni 0,24 persen tahun 2011. Dari total kredit, sekitar 60 persen atau Rp 7 triliun di antaranya disalurkan kepada pelaku UKM untuk modal kerja dan investasi.

Hal itu diungkapkan Direktur Keuangan dan Operasional Bank Muamalat Hendiarto di sela-sela Bank Muamalat Berbagi Rezeki Tahap II di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (4/2). Suku bunga kredit yang diberlakukan bagi debitor usaha kecil menengah (UKM) sekitar 11-13 persen per tahun, dengan pagu perorangan Rp 500 juta hingga Rp 10 miliar. Dari alokasi untuk UKM itu, sekitar 30 persen di antaranya diserap pelaku UKM di Jatim.

Hendiarto mengatakan, bank syariah pertama di Indonesia ini juga menyalurkan kredit pemilikan rumah khusus untuk harga rumah sekitar Rp 300 juta-Rp 400 juta.

”Pasar untuk kredit perumahan cukup potensial, terutama di Jatim,” katanya sembari menambahkan, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) Bank Muamalat tahun 2012 diharapkan bisa tumbuh sekitar 40 persen.

Pada kesempatan itu, Direktur Ritel Bank Muamalat Adrian A Gunadi mengatakan, sektor ritel akan ditingkatkan, baik berupa portofolio penghimpunan dana maupun pembiayaan.

Upaya ini tidak hanya dapat mendiversifikasi risiko, tetapi juga diharapkan mampu meningkatkan kontribusi Muamalat bagi pembangunan.

Dari aspek penanaman dana, Bank Muamalat Wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara mencatat pembiayaan Rp 2,37 triliun, atau meningkat 60 persen dari tahun 2010 sebesar Rp 1,48 triliun. Pembiayaan ritel banyak disalurkan bagi sektor perdagangan, pendidikan, layanan kesehatan, properti, industri kecil, jasa, dan lembaga keuangan.

Pembiayaan korporasi didominasi sektor transportasi laut, konstruksi, industri logam, tekstil, dan rumah sakit.

”Ekspansi pembiayaan dinilai bagus dengan angka pembiayaan bermasalah atau nonperforming loan (NPL) sekitar 0,24 persen,” katanya.

Salah satu upaya untuk mencapai pertumbuhan hingga 40 persen, Bank Muamalat menyiapkan investasi Rp 100 miliar untuk penambahan sekitar 100 kantor cabang di Indonesia tahun 2012. Penambahan kantor cabang untuk mendongkrak perolehan dana pihak ketiga sekaligus memperbesar penyaluran pembiayaan untuk sektor ritel.

Nasabah baru

Adrian menambahkan, pertumbuhan tahun 2012 diharapkan pada penambahan nasabah baru. Paling tidak, nasabah baru bisa tumbuh minimal sekitar 30 persen sehingga jumlahnya di pengujung tahun ini pada kisaran 3,5 juta nasabah. Artinya, ada peningkatan sekitar 500.000 nasabah baru.

Salah satu cara menarik minat calon nasabah adalah dengan menggelar program undian karena selama tahun 2011, program ini bisa menambah nasabah bank syariah sekitar 25 persen.

”Program Muamalat Berbagi Rezeki (MBR) cukup signifikan dari sisi kontribusi peningkatan dana pihak ketiga hingga 52 persen,” katanya. (ETA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com