Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahyuddin Mengaku Tak Terima Uang Wisma Atlet

Kompas.com - 17/02/2012, 18:54 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Mahyuddin NS mengaku tidak menerima uang terkait proyek wisma atlet SEA Games 2011. Mahyuddin juga mengaku tidak mengenal istilah "pelumas" yang berarti uang pelicin untuk mengegolkan anggaran wisma atlet.

Hal itu diungkapkan politikus Partai Demokrat tersebut di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Jumat (17/2/2012). Ia menjadi saksi untuk Muhammad Nazaruddin, terdakwa kasus dugaan suap wisma atlet SEA Games. "Tidak," kata Mahyuddin menjawab jaksa Yudi yang menanyakan apakah dia pernah menerima fee.

Mindo Rosalina Manulang saat bersaksi di persidangan itu mengungkapkan bahwa istilah "Pak Ketua" adalah kode untuk Mahyuddin. Percakapan BlackBerry Messanger (BBM) antara Rosa dan Angelina Sondakh mengungkapkan adanya jatah "apel malang" yang berarti uang rupiah untuk "Pak Ketua".

Saat dikonfirmasi dalam persidnangan kali ini, Mahyuddin tidak membantah bahwa dirinya biasa disebut "Pak Ketua" di Komisi X. Ia menegaskan, siapa pun pimpinan yang memimpin rapat komisi, baik itu ketua komisi maupun wakil ketua komisi, dipanggil "Pak Ketua."

Terkait proyek wisma atlet, Mahyuddin membantah ada pihak yang berupaya mengegolkan anggaran proyek senilai Rp 191 miliar. Menurut Wahyudin, pembahasan anggaran wisma atlet antara pemerintah dan DPR berlangsung cukup lama.

Ada berpedaan pendapat antara perlu dan tidaknya membangun wisma atlet. Mahyuddin menuturkan, saat itu sebagian suara mengusulkan agar para atlet tidak perlu dibuatkan wisma atlet, tetapi cukup diinapkan di hotel-hotel di Palembang, Sumatera Selatan. Namun, katanya, Gubernur Sumsel Alex Noerdin bersikukuh kalau wisma atlet ini perlu dibangun untuk menyesuaikan standar internasional tuan rumah SEA Games. Walaupun demikian, tidak ada perdebatan alot saat anggaran wisma atlet diturunkan dari Rp 400 miliar menjadi Rp 200 miliar. "Setelah mendengarkan pandangan fraksi anggota, cukup 200," kata Mahyuddin.

Dalam persidangan kali ini, Mahyuddin banyak mengaku lupa. Jawaban itu ia sampaikan saat ditanya mengenai isi pertemuan di kantor Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng sekitar Januari-Februari 2010. Pertemuan itu diikuti Mahyuddin, Andi, Nazaruddin, Angelina Sondakh, serta Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga saat itu, Wafid Muharam. "Nah itu yang lupa," kata Mahyuddin saat ditanya siapakah pihak yang mengundangnya ikut pertemuan itu.

Atas jawaban Mahyuddin yang banyak lupa itu, jaksa Yudi memperingatkannya untuk jujur. "Saya mengingatkan kepada Saudara kalau keterangan ini terikat sumpah. Karena saksi ini banyak lupa, jadi saya ingin ingatkan kembali," kata jaksa Yudi.

Adapun pertemuan di kantor Menpora itu diduga membahas penganggaran SEA Games. Walaupun banyak lupa, Mahyuddin mengungkapkan bahwa pertemuan itu sempat menyinggung sertifikat lahan pusat pelatihan olahraga Hambalang, Jawa Barat. Saat itu, katanya, Nazaruddin menyampaikan kepada Andi bahwa sertifikat Hambalang selesai diurus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

    Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

    Whats New
    Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

    Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

    Whats New
    IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

    IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

    Whats New
    Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

    Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

    Work Smart
    Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

    Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

    Whats New
    Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

    Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

    Whats New
    Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

    Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

    Whats New
    Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

    Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

    Whats New
    Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

    Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

    Work Smart
    Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

    Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

    Whats New
    Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

    Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

    Whats New
    Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

    Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

    Spend Smart
    9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

    9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

    Whats New
    Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

    Apa Itu Stagflasi: Pengertian, Penyebab, dan Contohnya

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com