Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompor Multibahan Bakar BPPT

Kompas.com - 22/02/2012, 03:57 WIB

Jakarta, Kompas - Suplai gas petroleum cair atau liquid petroleum gas untuk program konversi minyak tanah ke LPG di rumah tangga pada tahun-tahun mendatang akan terkait program konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas.

Mengantisipasi ”tarik-menarik” itu, maka dikembangkan kompor yang dapat menggunakan bahan bakar alternatif, termasuk yang kategori ”limbah”, yaitu minyak jelantah dan oli bekas.

Inilah yang dirintis Kedeputian Teknologi Instrumentasi Energi dan Material Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sejak tahun 2005. Kompor itu tampilannya seperti kompor elpiji. Namun, ada komponen pipa spiral yang membedakan.

Pada pipa itu terjadi proses pengubahan minyak menjadi gas. Dengan sistem itu, bahan bakar yang diubah tak hanya minyak nabati, tetapi juga yang nonnabati. ”Kelebihan kompor ini tetap dapat berfungsi meskipun menggunakan minyak goreng bekas,” kata Syafriadi, perekayasa kompor tersebut, Selasa (21/2).

Menurut Deputi Menristek Bidang Pendayagunaan Iptek Idwan Suhardi, kompor tekan multibahan bakar ini unggul, baik dari sisi teknologi, ekonomi, maupun kesehatan. Kompor ini secara tak langsung diharapkan mengubah perilaku masyarakat yang menggunakan minyak jelantah untuk memasak. Penggunaan minyak goreng berulang kali menurunkan kualitas makanan.

Menurut Asisten Deputi Bidang Iptek Masyarakat Momon Sardiyatmo, Kemristek menyiapkan dana Rp 250 juta untuk membuat kompor tekan multibahan bakar generasi baru.

Tahun ini akan dibuat 200 kompor berukuran lebih kecil sehingga dapat dimuat gerobak pedagang makanan keliling. Kompor generasi tiga ini diharapkan bersaing dengan kompos gas 3 kg yang sekarang ini banyak dipakai masyarakat.

Ketua Koperasi Tahu Tempe Indonesia Burhanudin yakin kompor ini akan membantu anggotanya yang berjumlah 1.030 pedagang. Dengan kompor yang dapat menggunakan jelantah dan oli bekas, mereka dapat beralih dari gas.

Untuk sampai produksi massal, jelas Unggul Priyanto, Deputi Teknologi Instrumentasi Energi dan Material BPPT, perlu pengembangan lanjut. Produksi komersialnya akan melibatkan perajin kompor yang selama ini membuat kompor sumbu berbahan bakar minyak tanah.(YUN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com