Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petambak Eks Dipasena Mulai Panen

Kompas.com - 14/03/2012, 02:53 WIB

Jakarta, Kompas - Petambak Bumi Dipasena di Rawajitu Timur, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, mulai panen perdana hasil budidaya udang mandiri.

Pengurus Perhimpunan Petambak Plasma Udang Windu Bumi Dipasena, Syukri J Bintoro, saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (13/3), menyampaikan, tebar benih udang mandiri dilaksanakan mulai Oktober 2011.

Tebar benih udang atau benur dilakukan setelah pemutusan hubungan kemitraan antara petambak plasma Bumi Dipasena dan perusahaan inti, PT Aruna Wijaya Sakti. Jumlah benur sebanyak 40 juta ekor itu berasal dari bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Menurut Syukri, budidaya udang mandiri dilaksanakan secara tradisional. Namun, keuntungan yang didapat lebih baik dibandingkan dengan keuntungan sewaktu berproduksi lewat pola kemitraan dengan perusahaan.

Tebar benur di setiap kolam rata-rata 20.000-30.000 ekor dengan hasil panen 5-6 kuintal. Sewaktu pola kemitraan, tebar benur berkisar 120.000-130.000 ekor per kolam dengan hasil panen 2-2,5 ton.

Namun, keuntungan dari hasil produksi dengan sistem kemitraan masih dipotong dengan utang biaya listrik, biaya natura bulanan, dan biaya operasional.

Petambak berharap pemerintah segera mendorong penyambungan listrik ke tambak guna mendukung budidaya mandiri lebih optimal. Di kawasan itu, ada sekitar 7.000 keluarga petambak yang menggantungkan hidup dengan luas tambak sekitar 4.700 hektar. Sejak Mei 2011, PT Aruna Wijaya Sakti menghentikan operasi perusahaan dan sambungan listrik ke tambak sebagai buntut kasus kemitraan dengan petambak plasma.

Sehari sebelumnya, dalam Rapat Kerja Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo, anggota Komisi IV DPR dari Fraksi PDI-P, Sudin, meminta pemerintah konsisten menangani kasus kemitraan tambak udang plasma PT Aruna Wijaya Sakti dan mendukung revitalisasi tambak.

Menanggapi itu, Sharif Cicip Sutardjo menyatakan tidak bisa ikut campur dalam masalah kemitraan petambak plasma dan perusahaan inti. ”Penyelesaian masalah itu urusan pemerintah daerah,” kata Cicip.

Namun, Kementerian Kelautan dan Perikanan, kata dia, merencanakan bantuan generator listrik sebanyak 100 unit, ekskavator, penyuluhan petambak udang, serta membantu PT PLN memasang jaringan listrik. (LKT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Whats New
Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Whats New
Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Whats New
KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Pelaku Penyelundupan Manusia di Perairan Teluk Kupang

Whats New
Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Pengeluaran Masyarakat untuk Bayar Utang Kembali Meningkat

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

IHSG Berakhir di Zona Hijau , Rupiah Melemah

Whats New
Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

Rugi Sepatu Bata Bengkak 79,6 Persen Sepanjang 2023

Whats New
Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

Dilapokan ke KPK karena Dugaan Laporan Kekayaan Tidak Wajar, Kepala Bea Cukai Purwakarta Dibebastugaskan

Whats New
Simak 10 Jenis Pekerjaan 'Work From Anywhere' Paling Dicari Perusahaan pada 2024

Simak 10 Jenis Pekerjaan "Work From Anywhere" Paling Dicari Perusahaan pada 2024

Work Smart
Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

Ingin Sukses? Hindari Tiga Kalimat Toksik Ini!

Work Smart
Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Mendagri: Manajemen Tata Kelola Bawang Putih Kurang Bagus

Whats New
Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Kurs Rupiah 13 Mei 2024 di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Perluas Pasar ke Kancah Global, Bea Cukai Lepas Ekspor Produk Tenggiri dan Tuna Senilai 239.000 Dollar AS

Whats New
Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Populasi Ikan Belida Terancam, KKP Lakukan Pendataan

Whats New
Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Staf Jokowi Bantah Mahalnya Harga Bawang Putih karena Harga Impor yang Tinggi dari China

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com