Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taktik Memecah Pasar

Kompas.com - 19/03/2012, 08:26 WIB

KOMPAS.com - Berbisnis selalu membutuhkan kecerdasan. Kalimat ini menjadi bermakna kalau kita memperhatikan formula para pebisnis menyiasati kompetisi bisnis yang ketat.

Produsen mobil Toyota sekian tahun silam melihat pasar Kijang di Indonesia amat besar. Bertahun-tahun, Kijang berlari tanpa rival berarti. Menariknya, Toyota tidak lengah dengan situasi ini. Kualitas Kijang terus dinaikkan, dengan perubahan minor secara berkelanjutan. Ini yang membuat Toyota Kijang sulit disaingi produsen lain.

Sukses dengan Kijang, menginspirasi Toyota melihat sisi lain, yakni pasar satu kelas di bawah Kijang juga amat besar. Kalau digarap, itu akan menghasilkan perolehan yang dahsyat.

Lalu, diluncurkanlah produk baru bernama Avanza. Kualitas tetap terjaga, tetapi harga bersaing. Avanza segera merajai pasar di kelasnya. Hal mengesankan dan ini layak jadi kajian, tidak semua warga membeli Avanza karena harga lebih murah. Banyak yang membeli Avanza karena fisiknya lebih kecil dibandingkan dengan Kijang, irit, dan terkesan bersahaja. Strategi Toyota ini kerap disebut taktik memecah pasar untuk merengkuh pasar lebih luas; kelas bawah, kelas atas, dan kelas lebih atas lagi.

Tidak hanya Toyota yang langkas menjalankan strategi ini. Nissan, misalnya, juga memproduksi Teana untuk menjangkau kelas atas. Atau Hyundai tidak hanya datang dengan Grand Avega, tetapi juga Sonata dan Genesis. Hyundai sukses memecah pasar sehingga menjadi produsen mobil terbesar keempat di dunia. Di luar beberapa hal tersebut, taktik memecah pasar ini kerap kali berkaitan pula dengan upaya meraih kinerja dan nama lebih baik. Adakalanya produsen memilih memecah pasar atas dan bawah sebab tidak ingin mendapat label sebagai perusahaan elite dengan harga barang yang mahal.

Lihatlah, misalnya, produsen Sanyo. Merek ini lekat dengan label perusahaan yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari dan relatif murah, misalnya mesin cuci, dan mesin pompa air. Ia tidak menggunakan nama yang satu induk dengannya, yakni Panasonic.

Formula yang sama dilakukan produsen jam Seiko. Merek ini sudah populer dengan mutu dan harga standar kelas menengah. Namun, untuk menjangkau pasar lebih luas, terutama kelas di bawah menengah, perusahaan tersebut memproduksi jam Lorus. Menariknya, baik Lorus maupun Seiko terpandang di kelasnya. Rupanya produsen Seiko dan Lorus mempunyai cita rasa tinggi di bidang strategi branding.

Belajar dari aneka formula itu, para pebisnis di Tanah Air tidak perlu takut bersaing. Jika mutu terjaga, branding, rasanya tidak ada masalah masuk ke gelanggang yang sangat ramai dengan pebisnis. (Abun Sanda)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyeludupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyeludupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com