Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proyek KA Cepat Jakarta-Bandung Butuh Rp 56 Triliun

Kompas.com - 20/03/2012, 09:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah sudah mulai melakukan proses pra studi kelayakan untuk merealisasikan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung. Proyek berskema public private partnership (PPP) ini merupakan garapan pemerintah bersama Japan Railway Technical Service (JARTS).

Proyek ini membutuhkan investasi yang cukup besar hampir Rp 60 triliun. Dari nilai investasi tersebut, pemerintah hanya menyanggupi keterlibatan investasi maksimal 70 persen dari nilai proyek. Sementara sisanya akan diserahkan ke swasta.

Bastary Panji Indra, Direktur Kerjasama Pemerintah Swasta Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas mengatakan, nilai investasi yang direncanakan tersebut bisa saja membengkak lagi setelah studi kelayakan. Namun, pemerintah akan mencoba mencari skema lainnya untuk mengurangi kontribusi pemerintah dalam proyek tersebut. “Harus dicari cara lagi bagaimana supaya kontribusi pemerintah berkurang,” ujarnya, Senin (19/3/2012).

Bastary menjelaskan, proyek ini masuk dalam proyek Metropolitan Priority Area (MPA) dan menggunakan sebagian dana APBN. Proyek yang akan menghubungkan Jakarta dan Bandung ini ditargetkan selesai pada 2020 mendatang. Rencananya, dengan kereta api super cepat ini, Jakarta-Bandung akan bisa ditempuh dengan waktu 45 menit saja.

Dalam hitung-hitungan Bappenas, total investasi pembangunan jalur kereta api cepat ini minimal sebesar Rp 56 triliun. Rinciannya, pekerjaan sipil sebesar Rp 24 triliun, pembangunan jalur rel senilai Rp 4 triliun, rolling stock Rp 4 triliun, akuisisi lahan Rp 2 triliun, dana kontingensi Rp 3 triliun, serta sisanya untuk kepentingan biaya konstruksi lainnya dan pajak.

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Ignatius Jonan menyatakan KAI tidak sanggup menggarap proyek kereta api cepat tersebut. "Dari prasarananya saja sudah triliunan," ujarnya.

Bastary menambahkan, karena proyek ini berskema PPP, pemerintah akan menentukan investor dari proses tender, bukan penunjukkan langsung kepada BUMN. “Tapi, bukan berarti PT KAI tidak boleh ikut ya,” kata dia

Deputi Direktur Jenderal Biro Kereta Api Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Jepang Hirosi Tabatha optimistis proyek ini akan menjadi satu kemajuan besar bagi Indonesia di masa depan. (Narita Indrastiti/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com