Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Minta Tambahan Gas Tangguh

Kompas.com - 01/04/2012, 13:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Korean Gas mengajukan permintaan pasokan LNG (liquefied natural gas) dari Kilang Tangguh, Papua, ke Indonesia. Permintaan itu disampaikan oleh R Priyono, Kepala Badan Pelaksana Usaha Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) di Jakarta, baru-baru ini.

Priyono mengatakan, Korea Gas harus mengajukan syarat tertentu agar permintaan itu terealisasi, salah satunya adalah merelokasi sebagian industrinya ke Indonesia.Kami sudah bilang, mereka menginginkan gas untuk industri mereka disana, dan kami minta sebagian industri mereka (Korea Gas) direlokasi ke Indonesia,” jelas Priyono.

Kebijakan ini menurut Priyono untuk mencari nilai tambah sebesar-besarnya untuk industri di Indonesia. Apalagi, posisi tawar Indonesia saat ini sudah cukup tinggi, mengingat besarnya kebutuhan LNG di Asia Pasifik.

Sayangnya, Korea Gas belum sepakat dengan persyaratan tersebut dengan alasan belum mendapatkan persetujuan dari menterinya. Oleh karena itu, BP Migas menahan pasokan LNG ke Korea Selatan sebelum ada kesepakatan terkait relokasi industrinya.  Kami belum bicara apa pun sama orang Korea Gas sebelum mereka bersedia merelokasikan setengah industrinya,” tegas Priyono. Kebijakan ini diberlakukan untuk seluruh produsen LNG di Indonesia.

Kilang Tangguh diprediksi menyumbang ke pendapatan negara senilai 300 juta dollar AS tahun depan. Tahun depan, BP Migas memprediksi, proyek Kilang Tangguh akan balik modal sehingga besaran biaya operasi yang bisa dikembalikan (cost recovery) akan menurun dan penerimaan negara akan membaik. Proyek kilang milik BP ini seharusnya balik modal 2015 nanti.

Namun karena harga minyak tinggi, balik modal proyek menjadi lebih cepat. Alhasil, negara tidak lagi harus mengganti biaya modal yang dikeluarkan BP Migas saat membangun kilang. (Fitri Nur Arifenie/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com