Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Larangan Mobil Dinas Gunakan Premium Tidak Efektif

Kompas.com - 10/04/2012, 15:05 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai, rencana pemerintah untuk menghemat konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi dengan cara melarang kendaraan dinas untuk menggunakan BBM bersubsidi tidak efektif. Lebih baik, kata dia, pemerintah menyediakan energi alternatif yang murah kepada industri dan Perusahaan Listrik Negara demi menekan konsumsi BBM bersubsidi. "Sama saja itu cuma keluar kantong kanan masuk kantong kiri," sebut Enny kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (10/4/2012).

Ia menyebutkan, rencana pemerintah melarang mobil dinas mengonsumsi BBM bersubsidi itu sebenarnya tidak efektif. Pasalnya, pemerintah harus mengeluarkan anggaran yang lebih besar karena harus membeli BBM nonsubsidi yang harganya lebih mahal. Otomatis anggaran operasional pemerintah pun akan melonjak. "Kalau pakai pertamax, anggaran untuk belanja operasional meningkat," ujar Enny.

Lebih baik, kata Enny, pemerintah berupaya untuk menyediakan bahan bakar alternatif, seperti bahan bakar gas, bagi Perusahaan Listrik Negara (PLN). Ini dilakukan agar PLN mengurangi porsinya menggunakan BBM bersubsidi. Apalagi, sebut dia, PLN sudah mempunyai rencana untuk melakukan konversi ke bahan bakar gas dengan porsi lebih dari 50 persen dari penggunaan energinya untuk menghasilkan listrik.

Dengan adanya rencana tersebut, PLN tentunya sudah menyiapkan infrastruktur. "PLN, kan, BUMN (badan usaha milik negara) tergantung good will pemerintah dan itu lebih enggak complicated," tutur dia.

Lalu, penyediaan energi alternatif juga dilakukan untuk industri. Pasalnya, kata Enny, BBM bersubsidi lebih banyak digunakan untuk industri ketimbang rumah tangga.

Menurut dia, kalau kebutuhan bahan bakar industri dicukupi dengan sejumlah energi alternatif yang murah,  dampaknya signifikan untuk menurunkan konsumsi BBM bersubsidi. "Kebutuhan mereka itu disuplai dengan energi yang lebih murah. Multiplier effect ke inflasi bisa lebih kecil jika harga BBM dinaikkan," sebut dia.

"Ada beberapa choice  energi untuk industri dan itu lebih murah. Itu tidak dilematis," ucap Enny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan 'Pertek' Lamban,: Paling Lama 5 Hari

Kemenperin Bantah Kemendag soal Terbitkan "Pertek" Lamban,: Paling Lama 5 Hari

Whats New
[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: 'Confirm' Disebabkan Internal 'Engine'

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: "Confirm" Disebabkan Internal "Engine"

Whats New
Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com