Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa Opsi Kapasitas Silinder Mesin untuk BBM Bersubsidi

Kompas.com - 13/04/2012, 15:07 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah sedang mengkaji beberapa opsi kapasitas silinder mesin untuk kendaraan bermotor yang akan tetap diperbolehkan menggunakan bahan bakar minyak bersubsidi jenis premium. Hal ini sebagai bagian dari rencana penerapan pembatasan pemakaian bahan bakar minyak bersubsidi (BBM bersubsidi).  

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik memaparkan hal itu seusai menghadiri pertemuan dengan Presiden Kazakhstan Nurzultan Nazarbayev, Jumat (13/4/2012) di Jakarta. "Saat ini aturannya sedang disusun. Jadi begini, ada beberapa usulan, kapasitas silinder mesin 2.000 cc ke atas, 1.500 cc ke atas, sedang disusun," kata dia.  

"Intinya begini, harus terjadi keadilan, jangan sampai 70 persen lebih dari total jumlah BBM bersubsidi jatuh ke golongan masyarakat menengah ke atas. Ini yang tidak boleh. Uang yang banyak, hampir Rp 200 triliun, disalurkan ke golongan masyarakat menengah ke atas. Jadi, keadilan kuncinya," kata dia.  

Saat ini pemerintah sedang mengatur teknis dan pengawasan pembatasan BBM bersubsidi karena pembatasan BBM bersubsidi tidak bisa dijalankan jika pengawasannya rumit. Diakui, tidak mudah melakukan pengecekan tentang mobil mana saja yang memiliki kapasitas silinder mesin 1.500 cc. "Ini sedang kami atur, mudah caranya dan adil subsidinya," ujar Jero Wacik.    

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, pembatasan BBM bersubsidi perlu dilakukan untuk mewujudkan keadilan dalam pemberian subsidi BBM. "Kalau menaikkan harga BBM bersubsidi tidak boleh, pembatasan BBM juga tidak boleh, ini repot. Padahal, kita butuh dana untuk membangun infrastruktur," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Whats New
Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Whats New
Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Target Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Target Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Whats New
Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Whats New
Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Whats New
Proyek Perpanjangan Kereta Cepat Sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Proyek Perpanjangan Kereta Cepat Sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Whats New
Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi

Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi

Whats New
Catat, Ini Jadwal Seleksi Sekolah Kedinasan 2024

Catat, Ini Jadwal Seleksi Sekolah Kedinasan 2024

Whats New
Semen Padang Dapat Pengakuan UNESCO, Erick Thohir: BUMN Tulang Punggung Ekonomi

Semen Padang Dapat Pengakuan UNESCO, Erick Thohir: BUMN Tulang Punggung Ekonomi

Whats New
Alfamidi Berencana Membagikan Dividen Rp 155,47 Miliar

Alfamidi Berencana Membagikan Dividen Rp 155,47 Miliar

Whats New
Target Peserta Kartu Prakerja 2024 Tembus 75 Persen, Anggaran Bakal Ditambah?

Target Peserta Kartu Prakerja 2024 Tembus 75 Persen, Anggaran Bakal Ditambah?

Whats New
Cara Daftar Sekolah Kedinasan 2024

Cara Daftar Sekolah Kedinasan 2024

Whats New
Strategi BSI Hadapi Era Biaya Dana Mahal Imbas Kenaikan Suku Bunga Acuan

Strategi BSI Hadapi Era Biaya Dana Mahal Imbas Kenaikan Suku Bunga Acuan

Whats New
TNI AL Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster ke Singapura, Nilainya Rp 46,8 Miliar

TNI AL Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster ke Singapura, Nilainya Rp 46,8 Miliar

Whats New
Inflasi AS Mereda, Harga Bitcoin Melesat

Inflasi AS Mereda, Harga Bitcoin Melesat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com