Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pak Raden "Mengamen" demi Hidup dan Si Unyil

Kompas.com - 14/04/2012, 19:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tokoh kenamaan dalam film boneka Si Unyil, drs Suyadi atau lebih dikenal dengan Pak Raden, terpaksa "mengamen" di rumahnya untuk memperjuangkan hidup dan hak cipta atas karakter boneka ciptaannya itu.

Pak Raden mengeluh karena karakter Si Unyil, yang diciptanya, tak menghasilkan royalti sedikit pun untuknya. Pada 14 Desember 1995, ia membuat kesepakatan penyerahan hak cipta atas nama Suyadi kepada Perusahaan Umum Produksi Film Negara (PPFN). Pada Pasal 7 surat perjanjian tertulis itu, kesepakatan kedua belah pihak berlaku selama lima tahun terhitung sejak ditandatanganinya perjanjian tersebut.

Akan tetapi, PPFN menganggap bahwa perjanjian penyerahan hak cipta tersebut tetap pada PPFN untuk selamanya. "Oleh karena itu, beliau sore ini mengamen untuk menggalang dana," ujar Nanang, yang sehari-hari menemani Pak Raden di rumahnya, Jalan Petamburan III, Slipi, Jakarta Barat, Sabtu (14/4/2012).

Dengan menggunakan kursi roda dan disaksikan oleh para penggemarnya, Pak Raden melantunkan sejumlah lagu yang pernah dipopulerkannya di masa lalu. Pria kelahiran 28 November 1932 di Jember, Jawa Timur, itu tetap enerjik menyanyikan lagu "Sol Do Iwak Kebo" di depan teras rumahnya. "Saya baru sadar, setiap bangun tidur saya mulai dengan menyanyi," kata Pak Raden, yang menyebut Si Unyil sebagai sebuah kegagalan.

Ia mengatakan, kalaupun menerima pendapatan dari karakter itu, ia mendapatkannya dari honor mengisi suara di program Laptop Si Unyil. "Saya tidak menerima satu sen pun," ujarnya mengenai royalti atas tokoh anak-anak tersebut.

Arief Maulana, koordinator teman-teman muda Pak Raden, mengatakan, acara ini dibuat untuk mengetuk hati masyarakat Indonesia terhadap kehidupan Pak Raden. Melalui acara itu, ia meminta dukungan memperjuangkan kembali hak cipta Si Unyil kembali ke Pak Raden.

Selain menyanyi, dalam acara tersebut Pak Raden juga menjual sejumlah barang, seperti kaus warna kuning cerah yang dijualnya dengan harga sesuai keikhlasan penonton. Kaus itu laku Rp 120.000. Pak Raden juga menjual buku-buku yang dibuatnya seharga Rp 125.000 untuk empat seri.

Pak Raden berdandan mirip seperti karakternya dalam serial Si Unyil. Dengan menggunakan kumis, belangkon, pakaian adat Jawa warna gelap, dan tongkat. Meski telah berusia hampir 80 tahun dan harus berjalan dengan tongkat, ia tetap bersemangat mengikuti acara tersebut hingga selesai.

Pak Raden tinggal dalam rumah berukuran 100 meter dengan tiga kamar, satu kamar tamu, dan sebuah dapur. Rumah tersebut tampak kusam dengan atap yang bocor dan rusak tak terawat. Pak Raden tidak menikah dan tidak memiliki keturunan. Di rumahnya, ia hidup bersama dua orang pengasuhnya, Madun dan Nanang.

Menurut Madun, Pak Raden menggantungkan hidupnya dari melukis dan juga melakukan pertunjukan boneka sebagai keahlian. Seiring dengan perkembangan zaman dan usia, pertunjukan boneka merosot tidak seperti zaman masa jaya Si Unyil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

    Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

    Whats New
    Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

    Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

    Whats New
    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

    Spend Smart
    Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

    Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

    Whats New
    Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

    Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

    Whats New
    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

    Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

    Whats New
    Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

    Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

    Whats New
    IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

    IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

    Whats New
    Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

    Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

    Whats New
    Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

    Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

    Whats New
    Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

    Harga Bahan Pokok Jumat 3 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

    Whats New
    PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

    PermataBank Cetak Laba Bersih Rp 807,3 Miliar per Maret 2024

    Whats New
    Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

    Harga Saham BNI Turun hingga 8 Persen, Apa Sebabnya?

    Whats New
    Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com